Tuna Kaleng

Jumat, 31 Mei 2013

4 Kebiasaan Buruk Pemicu Diabetes - Tinggalkan Sebelum Terlambat


Makanan Serba Instan, Enak tapi Berbahaya
Di setiap artikel kesehatan, makanan instan selalu masuk ke dalam blacklist untuk tidak dikonsumsi. Bukannya diskriminatif, tapi memang benar ada alasannya kenapa itu harus dijauhi. 
Misalnya mie instan yang termasuk karbohidrat sederhana sehingga sangat mudah meningkatkan kadar gula dalam darah dan berefek akan cepat mudah merasa lapar kembali. Begitu juga dengan snack yang digoreng, yang banyak mengandung radikal bebas. Di samping itu, proses penggorengan membuat sel darah merah menggumpal dan membuat tubuh kesulitan untuk mendistribusikan sel darah merah yang mengandung nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh. Termasuk juga, burger dan hotdog, karena bahan dasar makanan tersebut, yaitu sosis dan burger patty, merupakan bahan makanan yang diawetkan. Nutrisionis Emilia Achmadi mengatakan bahwa ada harga yang harus dibayar ketika berani mengonsumsi makanan yang cepat diolah dan disantap ini. Jadi, mulailah bijak untuk memilih makanan mana yang enak tapi tak baik untuk tubuh, dan mana yang sehat. 


Lupa kapan terakhir kali berolahraga
Tubuh diciptakan Tuhan untuk bergerak dan mengeluarkan keringat. Dr. Phaidon L. Toruan, praktisi gaya hidup sehat, menegaskan hal ini dengan menekankan olahraga sebagai sebuah kebutuhan, bukan tuntutan. Apalagi dalam kaitannya dengan kadar gula darah, gula disimpan di dalam sel lemak, kemudian di dalam sel lemak tersebut gula diubah menjadi lemak. Bila gula terus dibiarkan menumpuk, maka sel lemak akan bertambah besar, banyak, dan membuat tubuh gemuk. Bukan hanya bentuk tubuh yang berubah, namun kontrol gula darah pun ikut berantakan. Karena, kemampuan sel-sel otot di tubuh untuk menyerap glukosa menjadi terganggu dan membuat kadar pembakaran glukosa untuk menjadi energi baru terhambat. Olahraga untuk kesehatan sebenarnya tak mewajibkan yang rumit dan berbiaya mahal. Dengan rutin jogging selama 45 menit dalam tiga kali seminggu saja, kamu sebenarnya sudah meningkatkan massa otot dan mengurangi lemak di pinggung, yang berefek pada membaiknya kadar gula dalam darah.

Hobi makan makanan manis
Hidangan pencuci mulut, cake yang bergulir bergantian, atau minuman bubble tea yang jadi perbincangan, adalah sebagian sumber gula yang berada di kehidupan sehari-hari. Sesekali mengonsumsinya, lalu diseimbangkan dengan mengurangi konsumsi karbohidrat serta makanan berbahan dasar tepung terigu, boleh-boleh saja. Namun, apa jadinya tubuh ini kalau kamu dengan liberal mengonsumsi makanan serta minuman manis tersebut, tapi tak melakukan apa-apa untuk menghindarkan dirimu dari diabetes? Perlu diketahui, bahwa gula, terutama gula putih atau gula pasir, adalah jenis pemanis yang sangat jahat karena sangat cepat meningkatkan kadar gula dalam darah. Semakin tinggi kadar gula, pankreas akan bekerja semakin keras untuk menghasilkan insulin, hormon penyeimbang kadar gula agar gula bisa dimasukkan ke dalam sel tubuh. Jika dalam sehari saja konsumsi gula yang harus distabilkan oleh pankreas sudah terhitung banyak, jangan terkejut kalau baru berusia 30 tahunan saja kamu sudah memiliki masalah dengan kadar gula karena organ tersebut bekerja terlalu keras selama ini dan produksi insulin yang menjadi “penawar” tak mencukupi kebutuhan. Mengerikan, bukan? Tapi, bukan berarti yang manis-manis tak bisa kamu nikmati lagi. Kamu hanya perlu mengganti pemanis yang biasanya dipilih dengan gula aren atau madu, karena kedua jenis pemanis tersebut diolah tubuh secara sederhana tanpa harus melibatkan kerja keras pankreas.

Stress…stress…stress
Istilah ini bukan kata asing lagi untuk siapa saja, apalagi bagi kamu yang menjalani multiperan sebagai istri, ibu, dan karyawati. Dianggap remeh, stress atau beban pikiran yang dibiarkan berlarut-larut, sebenarnya menimbulkan respons tubuh dengan memproduksi hormon stress, yaitu kortisol. Fungsi hormon ini adalah untuk memecah sumber energi  tubuh, otot, dan lemak, untuk diubah menjadi gula agar stress bisa teratasi. Nah, bisa disimpulkan dengan logika mudah, kalau semakin lama stress dibiarkan, maka akan semakin banyak kortisol diproduksi dan akhirnya menjadikan kadar gula meningkat. Solusi mengelola stress ada dua, yaitu psikis dan fisiologis. Secara psikis, stress yang sedang diderita dicari jalan pemecahannya dengan bantuan dari tenaga ahli atau kerabat dekat. Lalu, itu diimbangi secara fisiologis dengan berolahraga. Ketika berolahraga, tubuh yang bergerak lalu berkeringat itu akan membakar lemak, mengurangi beban tubuh, dan meningkatkan hormon endorphin yang berefek rileksasi dan mengurangi stress. Bisa dibilang, olahraga sebenarnya jadi obat untuk segala penyakit yang dilakukan oleh tubuhmu dan untuk kesehatanmu juga.

Sumber: Iera Sipahutar. Fimela.com 24 May 2013


Selasa, 30 April 2013

Kemampuan Musik Mencegah Otak Jadi Cepat Tua


Bukti-bukti menunjukkan belajar bermain alat musik dan terus berlatih sambil bermain bisa memberikan manfaat mental sepanjang hidup serta memberikan pengaruh positif bagi pendengaran.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience menunjukkan bermain alat musik bisa mengurangi efek penurunan mental yang berhubungan dengan penuaan, sehingga membuat otak tidak cepat tua.

Jika seseorang belajar musik dari kecil hingga dewasa maka ia memiliki memori dan kemampuan kognitif yang lebih baik dibanding non-pemusik. Serta jika bisa bertahan hingga usia lanjut dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan menetralisir dampak negatif dari usia.

"Perilaku dapat mengubah otak Anda. Di masa kecil yang mana saat otak masih berkembang, belajar alat musik dan terus bermain bisa meletakkan dasar untuk manfaat yang besar dikemudian hari," ujar penulis studi Brenda Hanna-Pladdy dari Emory University di Atlanta, seperti dikutip dari HealthDay, Selasa (7/8/2012).

Hanna-Pladdy menuturkan jika seseorang baru belajar alat musik saat usia pertengahan atau dewasa dan rutin bermain, maka ia tetap akan mendapatkan manfaat pencegahan penuaan otak meski tidak sebesar orang yang bermain sejak kecil.

Studi ini melibatkan 70 orang baik musisi maupun yang bukan dan dievalusi dengan melakukan tes neuropsikologi serta disurvei mengenai gaya hidupnya secara umum. Diketahui otak dari musisi ini tidak cepat tua karena memiliki nilai lebih tinggi pada tes ketajaman mental, meori verbal, daya ingat dan ketangkasan motorik.

"Musik secara alami bisa memberikan stimulasi multi-indera dan cara yang efektif untuk mengobati gangguan seperti stroke. Serta membantu melindungi otak terhadap penurunan kognitif," ujar Hanna-Pladdy.

Sumber: Vera Farah Bararah, DetikHealth 7-8-2012

Minggu, 31 Maret 2013

8 Penyakit yang Bisa Sembuh dengan Jalan Kaki

Terrnyata berjalan kaki secara rutin memberikan manfaat yang luar biasa bagi kesehatan kita. Kegiatan yang cukup sederhana tapi sangat bermanfaat bagi kita semua.
Jika Anda selama ini malas utk jalan kaki, pikirkan kembali... Karena menurut sebuah penelitian, jalan cepat bisa membantu kesembuhan delapan jenis penyakit. 

Berikut adalah 8 (delapan) jenis penyakit yang bisa disembuhkan dengan berolah raga yg bertumpu pada kaki tersebut :

1. Serangan Jantung 
Jalan kaki dengan cepat bisa mengalirkan darah ke dalam jantung... Dengan sering jalan kaki, jumlah kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai spons penyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat.

2. Stroke 
Sebuah penelitian dilakukan kepada 70 ribu karyawan yang dalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak 20 jam dalam seminggu. 
Hasilnya resiko terserang stroke menurun hingga 2/3 (65 persen).

3. Membakar Lemak 
Selain sejumlah kalori terbuang oleh aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori yg tersimpan di dalam tubuh akan ikut terbakar, kemudian kenaikan berat badan pun tidak terjadi. 

4. Melangsingkan Badan 
Pergerakan kaki hingga seluruh tubuh mampu menurunkan berat badan dan lemak yang ada di perut Anda akan terkikis... Lakukan jalan kaki rutin selama 1 jam per hari.

5. Kanker 
Kita tahu, bergerak badan ikut melancarkan peristaltik usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Jalan kaki juga bisa menurunkan risiko terkena kanker payudara. 

6. Mencegah Osteoporosis 
Osteoporosis tidak cukup hanya dgn rutin mengkonsumsi vitamin D dan asupan kalsium yang banyak. Tubuh jg membutuhkkan gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit per hari di bawah sinar matahari pagi dan Anda akan terhindar dari osteoporosis. 

7. Mencegah Kencing Manis 
Dengan rutin jalan kaki, mampu mencegah berkembangnya diabetes, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk. 
Gula darah bisa terkontrol. Anda hanya membutuhkan jalan kaki rutin untuk terus menjaga kebugaran badan dan terhindar dari diabetes. 

8. Depresi 
Berjalan kaki dgn cepat bisa meminimalisasi depresi. Mulai sekarang, rajinlah berjalan kaki... Jalan kaki dapat menyembuhkan pasien yang tengah depresi.

Sumber: Milist kesehatan

Kamis, 28 Februari 2013

Meningkatnya Resiko Kecelakaan Akibat Terjatuh, Dimulai pada Umur 40 tahun


Salah satu problem utama kesehatan bagi para lanjut usia adalah terjatuh, dimana banyak korelasinya dengan berkurangnya keseimbangan. Bahkan, banyak studi membuktikan bahwa orang-orang mulai menunjukkan berkurangnya kemampuan untuk keseimbangan tubuh pada umur 40 tahun keatas.

Semakin tua anda, maka otomatis secara fisik, kondisi badan dan kepekaan indera-indera anda juga melemah, di mana ini semua adalah faktor penting penyebab berkurangnya keseimbangan.





Di Jepang, lebih dari 7.000 orang meninggal setiap tahunnya karena kecelakaan terjatuh, yang mana angka ini melebihi kecelakaan lallu lintas.

Pada artikel ini, kami akan membahas secara detil, penyebab seseorang bisa terjatuh dan mengapa anda mulai kehilangan keseimbangan anda pada saat anda mulai menua.

## Uji coba keseimbangan anda dengan cara berdiri dengan satu kaki
Anda bisa menilai seberapa bagus keseimbangan anda dengan mengukur berapa lama anda bisa berdiri dengan satu kaki.


Tabel berikut ini menunjukkan rata-rata lamanya waktu keseimbangan, dikelompokkan sesuai umur. Tabel ini adalah hasil studi sebuah institusi kesehatan di Jepang.

Rata-rata lamanya waktu berdiri dengan mata terbuka
Umur 20-39 tahun: 110 detik
Umur 40-49 tahun: 64 detik
Umur 50-59 tahun: 36 detik
Umur 60-69 tahun: 25 detik

Rata-rata lamanya waktu berdiri dengan mata tertutup
Umur 20-39 tahun: 12 detik
Umur 40-49 tahun: 7 detik
Umur 50-59 tahun: 5 detik
Umur 60-69 tahun: kurang dari 3 detik

Bila waktu keseimbangan anda berada dibawah rata-rata, maka anda mempunyai resiko lebih tinggi terhadap kecelakaan terjatuh, terpeleset, maupun tersandung.

Pada studi di atas, para wanita cenderung lebih mudah kehilangan keseimbangannya dibanding para pria tetapi hanya berbeda sedikit saja (1-2 %). Dari studi ini, juga terbukti bahwa ada penurunan drastis kemampuan menjaga keseimbangan pada kelompok usia menengah (umur 40 tahun keatas).

Mohon untuk diperhatikan bahwa angka-angka di atas adalah nilai rata-rata. Banyak juga orang-orang yang mampu mempertahankan waktu keseimbangannya lebih lama, dan ada orang-orang yang mampu menjaga waktu keseimbangannya jauh lebih pendek terlepas dari umur dan jenis kelamin. Penyebab mengapa ada perbedaan tersebut, akan kami jelaskan berikut ini.

## Telapak kaki anda memiliki indera
Seluruh permukaan kulit anda memiliki banyak sekali indera-indera kecil untuk mengukur tekanan pada permukaan kulit. Indera ini juga disebut mechanoreceptors. Pada bagian tertentu memiliki lebih sedikit indera, dan pada bagian lain memiliki beribu-ribu indera, seperti yang terdapat pada telapak kaki anda.



Indera tekan pada telapak kaki anda memberi sinyal informasi ke otak anda untuk membantu anda menjaga keseimbangan. Begitu anda menua, indera tersebut akan menjadi kurang peka, dan telapak kaki anda menjadi tidak begitu sensitif lagi. Tetapi ada beberapa faktor penyebab menurunnya sensitifitas indera tekan sebagai berikut.

## Terhambatnya peredaran darah bisa mengganggu indera tekan
Pada studi kami, resiko terjatuhnya orang-orang meningkat dua kali lipat karena disebabkan oleh terhambatnya sirkulasi darah.

Hal ini bisa disimulasikan dengan merendam kaki anda kedalam air es selama 3 menit. Karena dinginnya temperatur, indera tekan pada telapak kaki anda mulai kehilangan sensitifitasnya.

## Perhatikan sisi kaki anda yang bergerak maju
Bila kaki anda yang sedang bergerak maju menabrak sesuatu, tubuh anda akan kehilangan keseimbangan dan menyebabkan anda terjatuh atau tersandung.

Sewajarnya, tentu saja anda harus memperhatikan kemana anda melangkah. Ingatlah kalimat berikut - "Pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan","Satu gram pencegahan setara dengan sekilo pengobatan", "Perhatikan sebelum melompat".

Tetapi itu bukanlah satu-satunya masalah. Berikut ini adalah dua faktor utama mengapa anda tersandung ketika berjalan.

1. Ujung kaki anda yang sedang bergerak maju, menunjuk ke bawah.
Bila ujung kaki anda menunjuk ke bawah ketika anda melangkah, maka anda beresiko untuk terjatuh / tersandung. Untuk menghindari hal ini, biasakan ujung kaki anda untuk menunjuk keatas pada saat melangkah seperti gambar dibawah ini.

2. Anda berjalan sepertu pendulum / ayunan.
Kurangnya ketinggian langkah anda bisa menaikkan resiko anda terjatuh. Untuk menghindari hal ini, kaki anda yang sedang bergerak maju harus lebih tinggi dari lantai minimal 5 cm dengan lutut terangkat tinggi seperti gambar dibawah.



Sebenarnya, seluruh indera tekan yang tersebar di seluruh tubuh anda dan juga pada telapak kaki anda, mengirim sinyal informasi ke otak seberapa tekanan yang dialami, termasuk kontraksi otot dan sudut pergerakan sendi.

Ketika informasi ini tidak tersampaikan secara benar ke otak, yang mana akan terjadi saat anda menua, maka gerakan-gerakan langkah kaki yang dikoordinasikan oleh otak pun akan melemah, tidak tepat atau tidak efektif yang menyebabkan anda kesulitan untuk menjaga ketinggian langkah anda.

## Bagaimana anda bisa menghindari resiko terjatuh, tersandung, atau terpeleset.
1. Jaga rumah anda tetap bersih
Banyak sekali barang-barang di rumah anda yang bisa menyebabkan anda tersandung. Selalu pastikan anda merapikan barang-barang anda di rumah dan simpanlah barang-barang anda yang tidak penting bahkan jika hanya sebuah koran, remote kontrol, atau pakaian yang tercecer dilantai.

2. Lakukan gerakan2 pada kaki, jari kaki dan sendi kaki anda


Anda mungkin berpikir anda tidak perlu melakukan stretching pada kaki anda dibanding anggota badan yang lain. Tetapi kenyataannya, olahraga kaki sangat membantu anda menjaga keseimbangan.

3. Jagalah rumah anda hangat dan pastikan pencahayaan yang cukup terang
Otot yang dingin menyebabkan indera tekan akan bekerja kurang efektif ataupun kurang peka terhadap sentuhan. Temperatur yang dingin juga akan menyebabkan otot anda menjadi kurang fleksible ataupun melemah, di mana kondisi ini akan menimbulkan kecelakaan.

Selalu jaga rumah anda untuk tetap hangat dan pakailah pakaian penghangat dan penghangat kaki, terutama pada musim dingin. Karena kebanyakan kecelakaan terjadi di dalam rumah, pastikan penerangan di rumah anda cukup.

Sumber: Junji Takano. Milist S2 Ubaya.





Kamis, 31 Januari 2013

Tubuh Sehat demi Masa Depan

Investasi tidak hanya dalam bentuk materi, tapi ada investasi lain yang bisa membuat masa depan lebih baik. Dengan memperhatikan tubuh maka itu bisa jadi salah satu investasi. Tubuh juga perlu diinvestasikan agar bisa hidup lebih lama dalam keadaan sehat. 


"Peliharalah tubuh Anda maka pengeluaran akan jauh lebih sedikit," ujar dr Aryo Pradito dalam acara diskusi “Love your Life, Living happy!” di Loving Hut, Plaza Semanggi, Jl Sudirman, Jakarta, Kamis (31/1/2013).

Dr Dito menuturkan ketika seseorang sakit maka ada pengeluaran langsung dan juga tidak langsung. Untuk pengeluaran langsung termasuk biaya dokter, perawatan medis, tenaga medis lain misalnya perlu akupuntur atau perawatan di rumah sakit.

Sedangkan untuk pengeluaran tidak langsung adalah jumlah produktivitas menurun akibat sakit sehingga tidak kerja. Apalagi jika sakitnya kronis yang membuatnya tidak bisa bekerja lama tanpa pendapatan tapi pengeluaran tetap.

Selain itu jumlah penderita penyakit tidak menular semakin bertambah, misalnya di Singapura mencapai 79 persen, Malaysia 67 persen sedangkan Indonesia sekitar 64 persen.

Ada berbagai hal yang bisa menjadi penyebab meningkatnya jumlah orang dengan penyakit tidak menular, seperti merokok baik pasif maupun aktif dan juga malas bergerak.

"Gaya hidup sekarang cenderung bikin tubuh Anda rentan terkena penyakit tidak menular," ujar dr Dito.

Untuk itu dr Dito pun memberikan beberapa tips agar seseorang bisa hidup sehat dan juga aman, yaitu:

1. Mengonsumsi makanan sehat, seperti membeli buah dan sayur sehat, batasi makanan dan minuman dengan kalori tinggi serta menjaga berat badan ideal.

2. Bergerak aktif, minimal olahraga 2,5 jam dalam seminggu, serta bantu anak-anak dan remaja bergerak aktif selama 1 jam sehari.

3. Lindungi diri, misalnya pakai helm saat berkendara, hindari rokok, cuci tangan teratur, serta memiliki hubungan sosial yang baik.

4. Kendalikan stres, bisa dilakukan dengan menyeimbangkan antara bekerja dan bermain, berpikir positif, tidur cukup dan memiliki dukungan dari keluarga serta teman.

5. Melakukan cek up kesehatan secara berkala dan jangan takut dengan dokter.


Sumber: Vera Farah Bararah, DetikHealth (31-01-13)

Minggu, 30 Desember 2012

Skoliosis Didominasi Remaja Putri


Spesialis ortopedi dan traumatologi RSUD dr Soetomo, dr Komang Agung SpOT(K) mengungkapkan 80% penderita scoliosis / skoliosis (kebengkokan tulang punggung) adalah remaja putri. Mereka diketahui mengalami skoliosis pada usia 10-20 tahun.  

Dr Komang bersama tim dari RSUD dr Soetomo pernah melakukan screening pada 2010. Pengecekan itu melibatkan sekitar 600 siswi SMP dan SMA di Surabaya. Hasilnya 50 siswa mengelami skoliosis. Seluruh responden remaja putri tersebut tidak menyadari bahwa tulang punggungnya miring. Dr Komang menyatakan bahwa hal tersebut wajar, sebab tidak ada keluhan secara fisik yang dialami penderita.

Biasanya yang menyadari adalah orang-orang di sekitar penderita. Yang paling sering adalah ibu pasien yang melihat tulang belakang anaknya tidak lurus, meski derajatnya masih rendah. Yang perlu disadari adalah adanya peluang bertambahnya derajat kemiringan tulang belakang tersebut.

Spesialis ortopedi lainnya, dr Erwin Ispanardi SpOT, menambahkan bahwa dalam anatomi tulang belakang tiap ruas dipisahkan oleh tulang rawan yang lunak. Pada bagian yang lunak itulah bisa terjadi kemiringan. Lokasinya di daerah punggung atas atau bawah atau kedua-duanya.
Bila diagnosis dilakukan pada pasien berusia kurang dari 17 tahun, pasien akan disarankan melakukan beberapa terapi. Misalnya, senam khusus atau alat koreksi seperti brace. Sebab masa pertumbuhan tulang pada perempuan biasanya berhenti pada usia 17 tahun. Dia menyebutkan, skoliosis bisa diperparah oleh kebiasaan membawa beban di satu sisi bahu dan olah raga tertentu. Tas selempang banyak digunakan perempuan. Bila bebannya berlebih dan berlangsung tiap hari, ada peluang memperberat skoliosis yang sudah ada.

Bila pada usia 17 tahun kemiringan sudah lebih dari 40 derajat, dokter menganjurkan pasien dioperasi. Operasi dilakukan untuk mengantisipasi gangguan fungsi jantung dan paru-paru akibat tulang belakang yang miring. Pada beberapa kasus, pasien memang merasakan sesak.
Hingga kini belum ada alat khusus untuk mendeteksi dini skoliosis. Apalagi saat bayi. Yang disarankan adalah deteksi dini sendiri dengan berdiri di depan kaca. Atau meminta ibu melihat sisi belakang tulang dan membandingkannya dengan orang lain Bila merasa tinggi sebelah dan salah satu punuk di punggung lebih tinggi, harus segera diperiksa oleh dokter.

Dr Komang menegaskan, pasien tidak perlu terlampau khawatir bila memang membutuhkan pembedahan. Setelah operasi, pasien bisa melanjutkan aktivitas seperti biasa termasuk melahirkan secara normal. "Tidak usah minder dan khawatir. Teknologi semakin canggih. Tulang belakang bisa kembali seperti orang normal," tegasnya.


Sumber: Jawapos, 20 Des 2012


Catatan penulis: menurut seorang ahli tulang belakang (chiroprator), penderita skoliosis cenderung lebih mudah mengalami cedera kesakitan pada tulang-tulang rusuknya kalau penderita tersebut melakukan gerakan ekstrim ataupun badannya terbentur cukup keras. Hal tersebut karena tegangan antara kedua sisi tulang-tulang rusuk di sebelah kiri dan kanan tidak seimbang. Salah satu sisi bisa memiliki posisi yang tarikan tulang rusuknya cenderung lebih tegang. Sehingga saat melakukan gerakan ekstrim, salah satu sisi tulang rusuk tersebut bisa terasa sakit ataupun cedera, karena terjadi tarikan yang mendadak pada daerah tulang rusuk padahal elastisitasnya sudah terbatas akibat skoliosis tersebut.

Video penjelasan skoliosis:


Video latihan stretching untuk mengurangi skoliosis:




Kamis, 15 November 2012

Duduk Kelamaan Bisa Membunuh Anda


Dari sejarah kehidupan manusia semua kegiatan yang dilakukannya, baik bertani atau berburu hewan, semuanya menggunakan kaki. 

Tapi dengan adanya televisi, komputer dan pekerjaan meja, kita jadi lebih banyak duduk jika dibandingkan dengan waktu zaman dulu. Kita duduk bisa sampai 9,3 jam sehari, malah lebih banyak dari waktu tidur kita sendiri (7,7 jam).

Desain tubuh kita sebenarnya tidak dibuat untuk duduk berlama-lama. 
Menurut laporan kesehatan ternyata resiko kematian akibat kebanyakan duduk bisa mencapai 40%. Duduk selama lebih dari enam jam sehari membuat Anda lebih cepat meninggal 40% dalam 15 tahun ke depan ketimbang orang yg duduknya kurang dari tiga jam sehari. 

Meskipun Anda rajin berolahraga, ternyata duduk menjadikan kita gemuk. Orang gemuk duduk 2,5 jam lebih lama per harinya daripada orang kurus. Di Amerika Serikat orang gendut meningkat dua kali lipat dari tahun 1980-2000. 
Duduk hampir tidak memerlukan banyak energi. Akibat duduk akan cepat terasa, tubuh langsung “meleleh” jika Anda mulai duduk. 

Bagaimana duduk merusak tubuh Anda? 
Ketika Anda duduk: 
a. Aktivitas listrik di tubuh Anda padam 
b. Pembakaran kalori tubuh berkurang 
c. Enzim-enzim pemecah lemak turun 90%. 

Setelah duduk 2 jam: kolesterol baik menurun 20%. Setelah 24 jam, efektivitas insulin turun 20% dan Anda mempunyai risiko terkena penyakit diabetes. 
Orang yang bekerjanya sambil duduk terus-terusan berisiko dua kali lipat menderita penyakit kardiovaskuler dibandingkan mereka yang kerjanya lebih banyak berdiri. 

Bagaimana cara menyelamatkan diri dari efek negatif duduk? Kita tidak bisa mengelak duduk selama 8 jam sehari di kantor, tapi duduk di luar itu yang harus dikurangi karena duduk inilah yang mematikan. 

Sebisanya lakukanlah olah raga ringan berikut: 
  1. Stretching / peregangan di sela-sela kegiatan kantor
  2. Berjalan dengan langkah tegap jika berjalan 
  3. Gunakan waktu di kantor untuk berjalan atau naik tangga, kurangi penggunaan lift di kantor

Hati-hatilah kalau menonton televisi terlalu lama: 
  • Orang yg duduk menonton televisi lebih dari 3 jam sehari, manfaat yang diperoleh dari olahraganya akan berkurang. 
  • Orang yang tiap harinya duduk menonton televisi 3 jam atau lebih akan meningkatkan risiko kematian sebanyak 11%.

Mulai sekarang kurangi duduk Anda yang di luar jam kerja. 

Sumber: Milist Info Sehat