Tuna Kaleng

Tampilkan postingan dengan label diabetes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label diabetes. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Desember 2021

Nasatya Healing Oil - Minyak Herbal untuk Kanker, Alergi sampai Keluhan Kulit


NASATYA HEALING OIL -- MINYAK HERBAL UNTUK KANKER, ALERGI SAMPAI KELUHAN KULIT

Sebagai lanjutan info di tulisan sebelumnya mengenai Nasatya Healing Oil yang terdiri dari minyak Sensitive, Balance, Original, Power Herbal, Refresh dan Power Harmony, SuperVit dan Super Power. Masing-masing jenis Nasatya Oil ini dibuat dari bahan herbal yang berbeda-beda sehingga memiliki kemampuan penyembuhan yang berbeda-beda juga:
  • Sensitive (10ml, 58 ml) untuk membantu menjaga kadar asam lambung, meringankan gejala asma, merawat kesehatan kulit, meringankan alergi pada kulit, menjaga kesehatan liver, membantu menstabilkan hormon dan melancarkan menstruasi.
  • Balance (10ml, 58 ml) untik mempercepat metabolisme tubuh sehingga meringankan efek samping setelah operasi ataupun kemoterapi, meringankan kista dan miom, meringankan vertigo dan insomnia, membantu regenerasi sel dan menjaga fungsi kerja organ tubuh, membantu proses detoks (pembuangan racun) organ seperti liver, pankreas, ginjal dan saluran pencernaan, menjaga kestabilan kadar gula darah, kolesterol dan asam urat, mencegah penuaan dini.
  • Original (10ml, 58 ml) untuk membantu meningkatkan metabolisme tubuh, menjaga kadar gula darah, kolesterol dan asam urat, menjaga kesehatan rambut dan kulit kepala, meringankan alergi akibat gigitan serangga, membantu proses pencernaan, meredakan gejala batuk, pilek dan sinusitis, membantu mengecilkan pori-pori sehingga kulit lebih halus dan cerah, membantu melancarkan peredaran darah sehingga mempercepat penyembuhan  luka dan memar, membantu mengembalikan indra penciuman, membantu meningkatkan daya ingat dan fokus.
  • Power Herbal (10ml, 58 ml) untuk membantu metabolisme tubuh sehingga meringankan efek samping setelah operasi atau kemoterapi, membantu meringankan kista dan miom, membantu meringankan vertigo dan insomnia, memantu regenerasi sel sehingga membangu fungsi kerja organ tubuh, membantu detoks organ seperti liver, pankreas, ginjal dan saluran pencernaan, menjaga kestabilan kadar gula darah, kadar kolesterol dan asam urat, membantu mencegah penuaan dini. (Kombinasi pemakaian dengan Balance).
  • Power Harmony (10ml, 58 ml) untuk membantu meringankan nyeri akibat salah urat, membantu meringankan nyeri otot dan persendian, membantu menyamarkan flek-flek hitam pada kulit, membantu meningkatkan daya ingat dan fokus, dapat digunakan sebagai anti depresan, membantu tidur lebih nyenyak dan berkualits, meringankan gejala sakit kepala, membantu mengurangi kecanduan.
  • Refresh (10ml, 58 ml) untuk mengurangi gatal akibat kutu air, mengurangi gatal akibat gigitan serangga, meringankan gejala eksim, meringankan salah urat, saraf kejepit dan keseleo, membantu melancarkan peredaran darah sehingga membantu meringankan nyeri otot dan nyeri sendi, membantu meringankan imun tubuh sehingga meringankan nyeri rematik, mengurangi gatal akibat jamur, membantu meredakan sakit kepala (dioles pada kulit kepala).
  • SuperVit (58ml) untuk meredakan stress, menstabilkan kadar gula darah, membantu menjaga kesehatan jantung, meningkatkan gairah seksual, meningkatkan vitalitas, membantu melancarkan peredaran darah.
  • SuperPower (58ml) untuk memperkuat imun tubuh, mengurangi peradangan, memperbaiki kondisi tubuh agar tetap fit. 
  • Skin Solution (30ml) untuk melindungi  kulit terhadap sinar UV, anti aging, menghilangkan kerutan dan bekas luka, mengecilkan pori-pori, mencegah hyperpigmentasi, memudarkan flek-flek di kulit wajah yang sudah berat dan mencapai epidermis kulit, membantu kolagen kulit menjadi lebih baik sehingga kulit selalu lembab dan kencang.











Sumber: Bincang-bincang penulis dengan penemu Nasatya

Related articles:

Senin, 19 November 2018

Gula Bisa Membuat Kecanduan?



ADIKSI GULA
The World Diabetes Day

Ketagihan gula? Memangnya gula itu bisa membuat orang menjadi ketagihan dan ketergantungan hidup dengan gula? Jawabannya adalah “YA”. Dr. Nora Volker, seorang peneliti dan juga direktur dari National Institute for Drug abuse di Amerika Serikat mengemukakan dalam penelitiannya bahwa ternyata gula membuat manusia yang memakannya akan melepaskan senyawa dopamine di otaknya.

Dimana dopamine ini sesungguhnya berasosiasi dengan motivasi, dan memberi sensasi nikmat. Yang mana efek ini sama persis terjadi ketika seseorang menggunakan kokain dan heroin. Itulah sebabnya orang yang suka makanan dan minuman gula akan terus menerus ingin mengkonsumsi gula.

Ada pernyataan bahwa: Gula itu ber-BAHAYA bahkan lebih bahaya dari kolesterol!
Benarkah pernyataan itu?
Hal itu sesungguhnya bisa benar tapi bisa salah. Kalau dalam kadar tertentu alias cukup, sesungguhnya gula dibutuhkan oleh tubuh kita untuk dibakar menjadi energi. Yang masalah adalah jika kita mengkonsumsinya terlalu banyak, akibatnya gula tersebut akan ditumpuk di dalam tubuh sebagai lemak.

Kalau ada yang bilang bahwa gula itu tidak penting, itu juga tidak benar. Sebab oleh karena ada gula-lah maka tubuh kita akan bermetabolisme.

Sekalipun sudah terdiagnosa diabetes, jika melakukan diet, ingatlah selalu bahwa tujuan dari diet gula atau karbohidrat (salah satu sumber glukosa) adalah mengurangi konsumsi gula supaya kadar gula di dalam darah “terkontrol”. Jadi modusnya bukan “menurunkan” tapi “mengontrol”

JADI KONSUMSILAH GULA SECUKUPNYA!

Konsumsi gula berlebih apalagi jika metabolisme tubuh kurang baik, karena kurang gerak atau faktor usia akan sangat berbahaya bagi tubuh. Apalagi jika sudah terdiagnosa sebagai pengidap penyakit diabetes atau kencing manis.

Diabetes disebut banyak ahli sebagai “The silent killer”, mengapa?

Karena seseorang tidak pernah akan sadar jika dirinya mengidap diabetes hingga suatu saat ketika ia periksa kadar gula darah sesaat atau kadar gula darah puasa serta HBA1C barulah ia mengetahui bahwa ia mengidap penyakit Diabetes atau tidak.

Jadi jika seseorang tidak pernah melakukan pemeriksaan gula darah. Darimana dia tahu dia memiliki penyakit itu. Memang Diabetes itu sendiri tidak membunuh secara langsung korbannya. Tapi komplikasi penyakit yang ditimbulkannya yang bisa menimbulkan kematian atau disabilitas seumur hidup.

Paling sedikitnya ada 7 penyakit yang menjadi komplikasi penyakit diabetes:

  • Penyakit kardiovaskuler
  • Penyakit Saraf (Neuropati)
  • Penyakit Ginjal (Nefropati)
  • Penyakit mata (Retinopati)
  • Penyakit Alzheimer atau Pikun
  • Masalah pendengaran
  • Masalah pada kulit
Jangan anggap remeh penyakit Diabetes ini.
Di dunia saat ini menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia) jumlah penderita Diabetes berkembang dengan pesatnya:

  • dari 108 juta manusia di tahun 1980 
  • menjadi 422 juta di tahun 2014
Indonesia sendiri menduduki rangking ke 118 dengan prevalensi (angka kejadian) berjumlah 6.32% dari populasi (sekitar 16 juta). Diperkirakan pada tahun 2030 jumlah penderita diabetes di Indonesia bisa meningkat 2-3 kali lipat. 
Ada beberapa tips yang bagus untuk diet rendah gula.

  1. Gula itu sebaiknya dimakan jangan diminum. Sebenarnya gula bisa didapatkan dari sumber-sumber makanan seperti karbohidrat, kecap manis, dan lain-lain. Ini tidak terlalu bermasalah, tapi jika kita minum kopi, teh dengan gula dengan gula, sebisa mungkin agar dihindari. 
  2. Setelah makan nasi atau roti, jangan dibiasakan untuk minum minuman yang manis (teh manis, kopi manis, soda gembira, juice manis, es jeruk manis dll)
  3. Ganti gula yang biasa diminum dengan low calorie or no calorie sama sekali.
  4. Jangan hanya dikurangi inputnya saja (makan makanan berkadar gula rendah, tambahkan juga outputnya alias berolah-ragalah. Ubah gula darah kita menjadi energi. Membuat hidup juga lebih sehat.
  5. Periksa gula darah yang rutin paling setidaknya sekali dalam setahun.



Tom Hanks (bintang film Holywood terkenal penderita diabetes) pernah berkata:

”I have high blood sugars, and Type 2 diabetes is not going to kill me. But I just have to eat right, and exercise, and lose weight, and watch what I eat, and I will be fine for the rest of my life.” Tom Hanks



Selasa, 09 Oktober 2018

Asal Mula Diabetes Menghampiri Tubuh Kita


Cerita Asal Mula Diabetes menghampiri tubuh kita.

Manusia itu jatah glukosanya.
cuman 2 sdt (sendok teh) sehari.

Tapi kita makan dari pagi, siang, sore, malam bersama teman-teman camilan karbohidrat lainnya.

Insulin itu akan sibuk mengolah glukosa dari karbohidrat yang masuk, supaya gula darah tetap di bawah 100.

Tidak mungkin ada manusia yang kadar gula darahnya sampai 1000-2000-30000mg/dl.
Karena insulin-lah, kita dapat terselamatkan dari kadar glukosa dalam darah yang berlebihan

Glukosa yang dimasukin secara gila-gilaan akan membuat insulin yang bekerja, juga gila-gilaan!!

Akhirnya pankreas-pun dipaksa terus menerus untuk dapat menghasilkan insulin.

Tapi karena karbohidrat-nya tidak mau berhenti dimasukan oleh manusia (padahal jatah tubuh hanya 2 sdt aja seharinya).

Insulin ngomong gini:
"Waduuh... Glukosa masuk terus nih, olah dia! Jadikan energi!!!"

Nah, mulai deh berubah tuh glukosa jadi metabolisme, yang dipakai jadi sumber energi.

Eh manusianya diam, tidak mau gerak, tidak mau olahraga, tidak aktif, kerjanya duduk di kantor, tiduran di rumah, boro-boro jalan, naik tangga aja ingin pakai eskalator.

Sumber energi-nya ngga pernah dipakai... Tapi karbohidrat masuk terus.

Insulin jadi bingung, _
Kemana-in lagi ni .. ?

_"Masukin ke fat cell !!
Jadikan Body fat! Jadikan lemak tubuh, terus simpen di situ, di "gudang" penyimpanan."_

Jadilah itu lemak gembyar-gembyor, blewer-blewer, melambai-lambai, di perut dan beberapa tempat lainnya..

Eh, tapi karbo-nya masuk terus.
Insulin makin bingung.
Fat Cell udah engga mau nerima lagi.|
Dia kata: _"Ogah! Gue udah cape, alihkan lagi aja ke yg lain.
Gue udah nolak!!"_

Insulin lalu ngincer ke liver, maka dialihkan-lah kesitu.

Kata liver:
"Eeh, Aku-kan cuma bisa nampung 100-150gr glycogen aja.. Apa-apaan nih mengirimkan glukosa segini banyak??!! Over capacity niiih.

Akhirnya liver-pun kerja keras juga mati-matian, untuk berusaha mengolah glukosa yang dioper kesana.

Padahal daya tampung disana cuman sedikit, dia olah itu glukosa ke trigliserida.

Melalui proses de novo lipogenesis. Jadilah itu Trigleserida tinggi dan liver diselimutin oleh lemak yg namanya fatty liver.
Ngeri....

Liver-pun akhirnya bermasalah, sudah pasti empedu ikut kena imbasnya, jadi deh masalah baru..
Masalah di empedu!!

Ketika sudah banyak sekali problem di tubuh, fatty liver, batu empedu, trigliserida tinggi, itu semua adalah indikasi hyperglicemia yang artinya itu kadar glukosa dalam darah terlalu tinggi sekali..

Insulin lelah, selelah-lelah nya untuk mengolah glukosa..
Udah bingung si insulin..
Mau dikemanain lagi ini glukosa?"

Tapi emang manusianya, yang tidak bisa berenti makan karbohidrat dan masukin glukosa terus..!!

Maka insulinnya resist!!

Udah engga mau, udah cape, udah ngambek, sambil teriak:
"Aduh lelah Baang!!"

Boom!!!
Akhirnya Insulin Resistance..

Hasil dari insulin resistance itu menjadi hyperinsulinemia, pankreas-nya ngambek, ngadat, akhirnya.. Turun mesin!!

Yang Diabetes type 1, pankreas udah ngga mampu menghasilkan insulin lagi, tapi manusianya masih "maksa" in masukin karbohidrat terus!!

Akhirnya solusinya itu, insulin disuntikin ke dalam perut, biar bisa ngolah glukosa. Paksa terus!!!

Ternyata..
Betapa manusia itu senang men-zhalimi dirinya sendiri..

Kalau sudah sakit baru menyesal.


Yuk.... mulai lah atur pola makan kita.

Kurangi makan atau minum yang manis-manis. Jangan lagi setelah makan, minum minuman manis, seperti teh manis, limun, soda, es krim, es buah dll.
Rajin-rajinlah berolah raga secara rutin. 


Sumber: www.tandadiabetes.com
Suggested link:
https://kismawan.com/



Rabu, 31 Agustus 2016

Kayu Manis Obat Kencing Manis



"Rebusan/godokan kayu manis" ternyata bermanfaat untuk menurunkan kadar gula dalam darah (diabetes) dan juga meningkatkan stamina pria.

Menurut pengalaman orang-orang yang pernah mencoba, ternyata kayu manis berkhasiat untuk menurunkan kadar gula darah. Ada yang mencoba saat bulan puasa tahun 2014  lalu. Saat itu kada gulanya naik ke 400, setelah minum rebusan kayu manis saat sahur dan buka, dalam waktu tiga hari kadar gulanya turun ke 155. Selain itu badan terasa lebih segar dan lebih bertenaga.

Cara pembuatan rebusan/godokan kayu manis

  1. Sediakan 3-4 batang kayu manis kering (per batang sebesar telunjuk).
  2. Air putih biasa sebanyak 1 liter (bisa juga sebanyak 2,5 gelas) 
  3. Kayu Manis direbus dengan air biasa sampai mendidih dan mengeluarkan warna merah, kecilkan apinya, rebus lagi agak lama agar lebih merah airnya. 
  4. Angkat dan tuangkan dalam gelas minum hangat-hangat. Tidak perlu tambahan apa-apa.
  5. Rebusan dapat diulang dan ditambahkan air dengan menambahkan kayu manis 1 batang saja. 
Bau awal rebusannya agak kuat tapi wangi, rasanya seperti teh tawar.  
 
Konsumsi 2 kali sehari (saat bangun tidur dan mau tidur) untuk penderita yang agak tinggi.
Bila sudah turun, untuk tetap mempertahankan / stabilisasi, cukup 1 gelas saat mau tidur (malam). 
Mudah- bermanfaat bagi yang menderita diabetes.

Sumber: Mailist kesehatan

Jumat, 31 Mei 2013

4 Kebiasaan Buruk Pemicu Diabetes - Tinggalkan Sebelum Terlambat


Makanan Serba Instan, Enak tapi Berbahaya
Di setiap artikel kesehatan, makanan instan selalu masuk ke dalam blacklist untuk tidak dikonsumsi. Bukannya diskriminatif, tapi memang benar ada alasannya kenapa itu harus dijauhi. 
Misalnya mie instan yang termasuk karbohidrat sederhana sehingga sangat mudah meningkatkan kadar gula dalam darah dan berefek akan cepat mudah merasa lapar kembali. Begitu juga dengan snack yang digoreng, yang banyak mengandung radikal bebas. Di samping itu, proses penggorengan membuat sel darah merah menggumpal dan membuat tubuh kesulitan untuk mendistribusikan sel darah merah yang mengandung nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh. Termasuk juga, burger dan hotdog, karena bahan dasar makanan tersebut, yaitu sosis dan burger patty, merupakan bahan makanan yang diawetkan. Nutrisionis Emilia Achmadi mengatakan bahwa ada harga yang harus dibayar ketika berani mengonsumsi makanan yang cepat diolah dan disantap ini. Jadi, mulailah bijak untuk memilih makanan mana yang enak tapi tak baik untuk tubuh, dan mana yang sehat. 


Lupa kapan terakhir kali berolahraga
Tubuh diciptakan Tuhan untuk bergerak dan mengeluarkan keringat. Dr. Phaidon L. Toruan, praktisi gaya hidup sehat, menegaskan hal ini dengan menekankan olahraga sebagai sebuah kebutuhan, bukan tuntutan. Apalagi dalam kaitannya dengan kadar gula darah, gula disimpan di dalam sel lemak, kemudian di dalam sel lemak tersebut gula diubah menjadi lemak. Bila gula terus dibiarkan menumpuk, maka sel lemak akan bertambah besar, banyak, dan membuat tubuh gemuk. Bukan hanya bentuk tubuh yang berubah, namun kontrol gula darah pun ikut berantakan. Karena, kemampuan sel-sel otot di tubuh untuk menyerap glukosa menjadi terganggu dan membuat kadar pembakaran glukosa untuk menjadi energi baru terhambat. Olahraga untuk kesehatan sebenarnya tak mewajibkan yang rumit dan berbiaya mahal. Dengan rutin jogging selama 45 menit dalam tiga kali seminggu saja, kamu sebenarnya sudah meningkatkan massa otot dan mengurangi lemak di pinggung, yang berefek pada membaiknya kadar gula dalam darah.

Hobi makan makanan manis
Hidangan pencuci mulut, cake yang bergulir bergantian, atau minuman bubble tea yang jadi perbincangan, adalah sebagian sumber gula yang berada di kehidupan sehari-hari. Sesekali mengonsumsinya, lalu diseimbangkan dengan mengurangi konsumsi karbohidrat serta makanan berbahan dasar tepung terigu, boleh-boleh saja. Namun, apa jadinya tubuh ini kalau kamu dengan liberal mengonsumsi makanan serta minuman manis tersebut, tapi tak melakukan apa-apa untuk menghindarkan dirimu dari diabetes? Perlu diketahui, bahwa gula, terutama gula putih atau gula pasir, adalah jenis pemanis yang sangat jahat karena sangat cepat meningkatkan kadar gula dalam darah. Semakin tinggi kadar gula, pankreas akan bekerja semakin keras untuk menghasilkan insulin, hormon penyeimbang kadar gula agar gula bisa dimasukkan ke dalam sel tubuh. Jika dalam sehari saja konsumsi gula yang harus distabilkan oleh pankreas sudah terhitung banyak, jangan terkejut kalau baru berusia 30 tahunan saja kamu sudah memiliki masalah dengan kadar gula karena organ tersebut bekerja terlalu keras selama ini dan produksi insulin yang menjadi “penawar” tak mencukupi kebutuhan. Mengerikan, bukan? Tapi, bukan berarti yang manis-manis tak bisa kamu nikmati lagi. Kamu hanya perlu mengganti pemanis yang biasanya dipilih dengan gula aren atau madu, karena kedua jenis pemanis tersebut diolah tubuh secara sederhana tanpa harus melibatkan kerja keras pankreas.

Stress…stress…stress
Istilah ini bukan kata asing lagi untuk siapa saja, apalagi bagi kamu yang menjalani multiperan sebagai istri, ibu, dan karyawati. Dianggap remeh, stress atau beban pikiran yang dibiarkan berlarut-larut, sebenarnya menimbulkan respons tubuh dengan memproduksi hormon stress, yaitu kortisol. Fungsi hormon ini adalah untuk memecah sumber energi  tubuh, otot, dan lemak, untuk diubah menjadi gula agar stress bisa teratasi. Nah, bisa disimpulkan dengan logika mudah, kalau semakin lama stress dibiarkan, maka akan semakin banyak kortisol diproduksi dan akhirnya menjadikan kadar gula meningkat. Solusi mengelola stress ada dua, yaitu psikis dan fisiologis. Secara psikis, stress yang sedang diderita dicari jalan pemecahannya dengan bantuan dari tenaga ahli atau kerabat dekat. Lalu, itu diimbangi secara fisiologis dengan berolahraga. Ketika berolahraga, tubuh yang bergerak lalu berkeringat itu akan membakar lemak, mengurangi beban tubuh, dan meningkatkan hormon endorphin yang berefek rileksasi dan mengurangi stress. Bisa dibilang, olahraga sebenarnya jadi obat untuk segala penyakit yang dilakukan oleh tubuhmu dan untuk kesehatanmu juga.

Sumber: Iera Sipahutar. Fimela.com 24 May 2013


Sabtu, 30 Juni 2012

Hubungan antara Ngorok, Sleep Apnea dan Diabetes

Penderita diabetes sebaiknya mulai memperhatikan kesehatan tidurnya. Kondisi kurang tidur sudah diketahui berakibat langsung pada nafsu makan. Akibatnya, keinginan untuk menikmati berbagai sajian karbohidrat jadi tak tertahankan.

Gangguan pada proses tidur jelas mempengaruhi kadar gula darah. Salah satu yang terpenting adalah sleep apnea. Kondisi sleep apnea yang ditandai dengan tidur mendengkur atau ngorok, sudah diakui berperan penting pada kontrol kadar gula darah. International Diabetes Federation (IDF) pada Juni 2008 telah menyerukan pada praktisi kesehatan seluruh dunia agar juga memeriksakan kemungkinan penderita diabetes tipe 2 juga menderita sleep apnea. Karena dengan perawatan sleep apnea, kontrol gula darah terbukti jadi lebih mudah.

Ngorok
Suara dengkuran tak mempengaruhi kesehatan. Tetapi gangguan nafas di sela ngorok- lah yang berbahaya. Sleep apnea artinya henti nafas saat tidur, terjadi sebagai akibat menyempitnya saluran nafas saat tidur. Struktur saluran nafas yang memang sudah sempit jadi tersumbat karena dinding saluran yang melemas saat tidur.

Akibatnya, walau gerakan nafas tetap ada, tak udara yang dapat masuk ataupun keluar paru-paru. Karena sesak, refleks pertahanan tubuh akan membangunkan otak untuk kembali bernafas. Perlu diingat, kejadian ini akan berulang sepanjang malam, tanpa disadari penderita sleep apnea. Ia terbangun-bangun sepanjang malam tanpa terjaga. Di pagi hari ia pun bangun tak segar dan terus mengantuk di siang hari walau tidurnya telah cukup. Kondisi yang disebut sebagai hipersomnia atau kantuk berlebihan.

Ya sepertinya rasa kantuk berlebihan yang dialami penderita diabetes harus dievaluasi ulang. Bukannya tak mungkin disebabkan oleh sleep apnea.

Penelitan
Dua penelitian berbeda oleh Resnick dan Einhorn menyatakan bahwa sleep apnea diderita oleh 60%-70% penderita diabetes tipe 2. Diduga penurunan berulang kadar oksigen darah serta episode bangun singkat yang menyebabkan gangguan pada sensitifitas insulin dan toleransi terhadap glukosa.
Para ahli menekankan pemeriksaan awal sleep apnea pada penderita diabetes juga tak sulit. Dalam praktek sehari-hari, pertanyaan sederhana seperti "Apakah Anda mendengkur?" atau "Apakah Anda mudah mengantuk?" seharusnya sudah memicu kecurigaan dokter pada sleep apnea.

Neuropati Diabetes
Penelitian terbaru memberikan pencerahan pada salah satu komplikasi diabetes, yaitu neuropati diabetes. Sekelompok ahli dari Birmingham mencoba untuk melihat hubungan antara neropati diabetes dan ngorok.

Neuropati diabetes adalah gangguan pada saraf yang sering diderita oleh penderita diabetes. Serangan yang terutama mengganggu saraf sensorik ini menyebabkan penderita tak dapat merasakan sakit, panas atau dingin pada daerah yang terkena. Akibatnya, penderita tak dapat merasakan jika kakinya terluka.

Penelitian yang diterbitkan pada the American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine itu memeriksa 234 penderita diabetes. Didapati bahwa 65%-nya menderita sleep apnea. Selanjutnya didapati bahwa 60 persen penderita diabetes dengan sleep apnea mengalami neuropati diabetes, sementara kelompok yang tak menderita sleep apnea hanya 27 persen.

Ditemukan juga bahwa derajat keparahan sleep apnea dan penurunan kadar oksigen, berkorelasi dengan keparahan neuropati diabetes. Semakin parah sleep apnea, semakin tinggi pula keparahan neuropati diabetes. Keparahan sleep apnea dilihat dari indeks henti nafas per jam tidur.

Perawatan
Perawatan sleep apnea dimulai dari konsultasi di ruang praktek dokter. Keluhan mendengkur dan kantuk berlebihan biasanya disertai juga dengan keluhan-keluhan penurunan kualitas hidup seperti kelelahan terus menerus, daya ingat menurun, konsentrasi merosot, emosi tak stabil hingga semangat hidup yang meredup.

Namun untuk menegakkan diagnosa sleep apnea, dibutuhkan pemeriksaan tidur di laboratorium tidur. Perekaman satu malam membutuhkan peralatan bernama polisomnografi. Dari rekaman itulah dokter ahli akan menganalisa kondisi tidur pasien dan mendapatkan diagnosa demi perawatan yang tepat.

Baku emas perawatan sleep apnea saat ini adalah dengan menggunakan continuous positive airway pressure, CPAP. Disebutkan dalam dua penelitian berbeda di tahun 2004 dan 2005, bahwa penggunaan CPAP akan memperbaiki sensitivitas insulin serta kontrol gula darah. Namun efek terapi CPAP pada berbagai komplikasi diabetes masih perlu penelitian lebih jauh. Apakah CPAP dapat mencegah neuropati diabetes dan komplikasi-komplikasi diabetes lainnya? Apakah penggunaan CPAP dapat memperbaiki derajat keparahan komplikasi-komplikasi tersebut? Ataukah perawatan sleep apnea pada penderita diabetes yang lebih lanjut dapat membalikkan kondisi seperti sedia kala?
Lebih banyak pertanyaan muncul, namun harapan untuk memperbaiki kesehatan dan kualitas hidup jelas di depan mata. Penderita diabetes, perhatikan kesehatan tidur Anda.

Sumber: Dr. Andreas Prasadja, Kompas.com 27 June 2012