Tuna Kaleng

Minggu, 16 Juni 2019

Bahagia itu Mudah: Buang Pikiran yang Kacau dari Kepala Kita


Untuk bisa bahagia, ternyata bisa dimulai dengan cara sederhana, yaitu dengan membuang pikiran yang kacau dari kepala kita.

Seorang petani ke kota dan bertanya pada seorang pemilik restoran,
”Apakah bapak mau pesan sejuta kodok?“

“Begitu banyak kodok?”

“Ada sebuah kolam dekat rumah saya yang penuh dengan jutaan kodok. Mereka ber-kuak-kuak sepanjang malam membuat saya hampir gila!”

Lalu pemilik restoran dan petani sepakat bahwa petani akan mengantar kodok-kodok tersebut ke restoran sebanyak 500 ekor tiap minggu.

Minggu pertama, si petani balik ke restoran dan agak malu, membawa dua ekor kodok yang kurus kering.

Pemilik restoran berkata, “Loh... mana kodok-kodok lainnya?”

Si petani menjawab pelan dengan muka memerah,
“Saya yg salah, ternyata hanya ada 2 ekor kodok saja di kolam, namun membuat suara yang begitu banyak di kepala saya!”

Jika kita mendengar orang mengkritik atau menghina kita, bisa jadi itu hanya "suara dua kodok saja".
Dan ingatlah bahwa masalah selalu tampak jauh lebih besar dalam kegelapan. Sebenarnya kritikan tersebut mungkin biasa saja, atau bisa jadi merupakan kritikan yang membangun. Tapi hati yang panas dan tidak bisa menerimanya dengan baik, menyebabkan kritikan tersebut terus terngiang-ngiang di telinga kita. Ujung-ujungnya membuat diri kita kecewa dan kalut ataupun stress sendiri. Padahal orang yang mengkritik kita tersebut, kemungkinan besar sudah lupa dengan omongannya karena sudah ada urusan yang lain. Tapi kita sendiri masih belum bisa lepas. Yah... jadinya yang rugi diri kita sendiri.

Pernahkah kita berbaring di ranjang pada malam hari, tak bisa tidur mencemaskan banyak hal seperti kuak-kuaknya jutaan kodok di kepala?

Lalu saat pagi tiba, kita dapat melihat dengan jelas dan dekat, kita akan heran sambil berpikir, "Ngapain ya saya pusing semalam?"

Dua ekor kodok mengibaratkan masalah dari luar diri kita.

Jutaan kodok mengibaratkan 'pikiran monyet' kita.
Malam gelap mengibaratkan pikiran kacau atau kebodohan batin.
Pagi terang mengibaratkan pikiran diam dan jelas melihat segalanya atau kebijaksanaan.

Hinaan dan Pujian adalah sama, bila ditanggapi, keduanya mengacaukan pikiran.
Jadi jalani dan nikmati saja.
Jangan melekat, maka kita tak akan terpengaruh olehnya.

Yang datang dengan ketulusan, akan membawa kembali kebahagiaan dalam kelimpahan.

Yang datang dengan ketamakan, akan membawa kembali buah penderitaan dalam kehilangan.
Yang datang dengan kebaikan, hendaknya berlalu dengan cerita indah penuh arti, bukan cerita luka penuh airmata.



Sumber: Milist kesehatan