Perhatian terhadap kondisi jantung akan menyelamatkan kita
Baru-baru ini publik dikejutkan oleh berpulangnya seorang selebriti akibat serangan jantung. Dari info yang ada, selebriti tersebut masih relatif muda, usia sekitar 40 tahun dan sehat walafiat.
Kenapa orang yang sehat-sehat saja, tiba-tiba bisa kena serangan jantung?
Sangat disarankan agar kita selalu memeriksakan kesehatan jantung kita tiap tahunnya, bisa dengan test treadmill ataupun EKG, karena banyak orang yang merasa sehat tiba-tiba bisa kena serangan jantung. Kalau hasil treadmill-nya sehat, hal ini bisa menjadi acuan bahwa jantung kita sehat untuk periode kurang lebih satu tahun setelah test tersebut.
Yang paling baik adalah mencegah terkena sakit jantung.
Ternyata serangan jantung banyak macamnya. Umumnya yang kita kenal adalah penyakit jantung koroner. Yaitu terjadinya penyumbatan pasokan aliran darah untuk jantung. Jadi selain memompa darah ke seluruh tubuh kita, jantung kita juga perlu dapat pasokan suplai darah dan nutrisi untuk kinerja jantungnya tsb.
Teman penulis yang pernah operasi by-pass jantung cerita.
Biasanya dia merasa sehat-sehat saja, suatu saat saat mendaki yang terjal, tiba-tiba dia seperti tidak punya tenaga untuk mengangkat kakinya dan napasnya cepat tersengal-sengal padahal hanya beberapa langkah saja. Teman penulis tersebut pun langsung cek ke dokter jantung. Minggu itu juga dia di-kateter, ternyata ada 7 penyumbatan. Saat itu juga dokternya melarang dia untuk menyetir dan makanannya pun dibatasi hanya makan sayur, ikan dan buah-buahan saja. Setelah diagnosa lebih lanjut, dokter-nya juga bilang harus operasi by-pass, karena kalau pasang ring di jantung, kemungkinan besar 5-6 tahun lagi akan operasi by-pass juga.
Setelah operasi jantung, teman penulis hanya boleh angkat barang maksimum 3 kg saja, kakinya suka bengkak. Baru di tahun kedua terasa lebih normal, sudah punya tenaga lagi, sudah bisa angkat barang 7kg dan bisa jalan cepat sejauh 5 km. Tapi tetap tidak boleh olarh raga yang berat, seperti tenis, bandminton dll. Yang dianjurkan adalah jalan pagi, renang dan sepeda statis. Itupun tidak boleh lebih dari 1 jam sehari. Gak boleh dipaksa.
Menurut dr. Andrew di Surabaya, ada satu macam penyakit jantung yang bisa terjadi pada olahragawan aktif. Seperti biasa, kalau kita sering melatih otot kita, maka masa otot kita latih tersebut akan bertambah. Misalnya, kalau kita sering latihan angkat beban, maka lengan kita akan lama-lama semakin berisi dan tumbuh berotot. Bisep dan trisep tangan kita pun semakin besar.
Hal yang sama juga akan terjadi pada jantung kita. Semakin sering kita berolah raga, maka otot jantung pun akan semakin besar. Umumnya pembesaran otot jantung akan ke arah luar, jadi volume jantung semakin bertambah. Permasalahan mulai timbul, jika pembesaran otot jantung tersebut terjadinya ke arah dalam jantung. Yaitu ke arah ruangan di dalam jantung. Sehingga ruangan serambi jantung yang semestinya menjadi tempat aliran darah, malahan terisi oleh jaringan otot. Hal ini akan mengakibatkan adanya hambatan aliran darah ke seluruh tubuh kita.
Untuk itulah, seorang olahragawan wajib selalu memeriksa kondisi jantungnya ke dokter. Hal ini untuk mencegah terjadinya sesuatu yang di luar dugaan kita.
Penyebab penyakit jantung paling utama adalah darah tinggi, kolesterol, merokok dan kekentalan darah yang berlebih. Gabungan ini menyebabkan kerak pada saluran pembuluh jantung. Dan obatnya hanya satu, setiap hari selama seumur hidup, minum obat untuk mengatasi itu.
Menurut seorang profesor dibidang jantung, penyebab utama sakit jantung yang lain adalah gen. Jadi kalau orangtua kita punya riwayat sakit jantung, ya anaknya ada kemungkinan juga kena.
Penyakit jantung kardiovaskular sering disebut sebagai silent killer, atau pembunuh senyap. Itu karena orang yang mengidapnya tidak sadar bahwa pembuluh darahnya yang berhubungan sama jantung tersumbat aliran darahnya. Seperti selang yang buntu karena kerak, keraknya harus dibersihkan supaya aliran darah ke jantung bisa lancar.
Masalahnya, tidak banyak yang sadar dengan hal ini. Karena mereka merasa sehat. Dan setiap kali ada penyumbatan, mereka menganggapnya masuk angin. Karena badan kurang enak, mereka lalu olahraga dengan keras. Yang terjadi darah memompa dengan keras tapi salurannya buntu.
Untuk itu kita harus benar-benar perhatikan denyut jantung kita saat olah raga, jangan sampai berlebihan.
Tanda-tanda awal kita mencapai batas kemampuan berolahraga ada hubungan antara tenaga, kebutuhan oksigen dan detak jantung.
Otak kita saat berolahraga sangat membutuhkan supply oksigen yang cukup, yang dibawa oleh darah, dan dipompa oleh jantung.
Sementara jantung memiliki kemampuan beragam bagi tiap orang, tergantung kondisi jantung, penyakit bawaan dan umur tiap orang.
Harap benar-benar perhatikan denyut / detak jantung maksimal kita tiap menitnya.
Cara sederhana adalah perhitungan berdasarkan umur kita.
Rumusnya sebagai berikut: 220 dikurangi usia kita sekarang.
Misal umur kita 47, jadi jumlahnya 220 - 47 = 173.
Kira-kira kita boleh memaksa jantung bekerja maksimal denyut jantungnya 173 kali per menit. Bisa lebih hanya untuk mereka yang sangat terlatih, dan bahkan bisa kurang untuk mereka yang tidak terlatih/jarang berlatih.
Untuk amannya lebih baik ditambah 10 faktor pengurangan, sehingg rumusnya menjadi sbb, (220 - umur) - 10.
Jadi kalau usia kita 47, jumlah detak jantung per menitnya maksimal: 220 - 47 - 10 = 163.
Tanda-tanda jantung telah hampir sampai kemampuan maksimalnya saat berolahraga antara lain :
- Tahap 1, tubuh terasa panas. Saat mendekati batas maksimal kerja jantung.
- Tahap 2, sulit mengatur nafas. Sampai disini wajib mengurangi; kecepatan gerakan kaki atau bermain power.
- Tahap 3, berkunang-kunang dan/atau mual. Wajib berhenti.
- Tahap 4, blackout atau pingsan. Tahap ini bisa langsung ke tahap selanjutnya.
- Tahap 5, jantung berhenti bekerja
Untuk menghitung jumlah denyut jantung bisa pakai alat bantu jam pintar (smartwatch) ataupun smartband yang bisa menghitung denyut jantung kita secara otomatis. Harganya bervariasi dari yang sekitar seratus ribuan sampai yang relatif mahal.
Kalau tidak ada smartband, bisa hitung secara manual.
Coba hitung denyut nadi tangan kita kita selama 15 detik, setelah itu kalikan 4 untuk mendapatkan jumlah denyut jantung selama 1 menit.
Misal: jumlah denyut jantung selama 15 detik adalah 25 kali, jadi jumlah denyut jantung selama 1 menitnya adalah: 25 X 4 = 100 kali/menit.
Sumber: dari berbagai sumber