Tuna Kaleng

Selasa, 31 Juli 2012

Jin Ji Du Li


Jin Ji Du Li adalah sebuah latihan kesehatan yang berasal dari Tiongkok. 
Latihan ini sangat sederhana namun sangat efektif untuk kesehatan opa, oma dan kawula muda! 

Cara melakukan latihan “Jin Ji Du Li”: 
“Berdirilah dengan satu kaki (kaki kiri atau kaki kanan) dan mata tertutup !”  
Hanya itu saja! 
Gampang kan? 


Jika anda yang masih muda tidak mampu berdiri dengan posisi seperti itu kurang dari sepuluh detik (kaki anda kuat berdiri namun keseimbangan Anda goyah dan Anda terjatuh), berarti kondisi tubuh anda mengalami kemunduran, menurun seperti ke tingkat usia 60-70 tahun. 

Dengan kata lain Anda masih muda namun kondisi tubuh anda telah cepat menua , teklok dan letoi

Seorang ahli kesehatan Tiongkok, bernama Zhong Li Ba Ren, menyarankan untuk melakukan latihan “Jin Ji Du Li” paling tidak selama satu menit setiap harinya, untuk menjaga kesehatan maupun menyembuhkan penyakit seperti: 
  • Tekanan darah tinggi 
  • Gula darah (diabetes)
  • Sakit leher dan tulang belakang. 
  • Mencegah terjadinya “gout” (peradangan karena asam urat). 
  • Mencegah terjadinya dimensia (pikun) dan otak tetap sehat. 
  • Susah tidur
  • Memperkuat kekebalan tubuh. 


Zhong Li Ba Ren menyatakan banyak org yang semula tak bisa bertahan berdiri satu kaki dengan mata tertutup selama 5 detik, namun kerena rajin berlatih setiap hari, akhirnya dapat berdiri seperti itu lebih dari 2 menit. 

Itu gerakan yg paling efisien dan efektif untuk memperbaiki posisi tulang belakang 

Latihan “Jin Ji Du Li” terutama bermanfaat bagi kaum muda. Tidak dianjurkan (tidak cocok) bagi orang yang telah berusia di atas 70 tahun atau bagi orang-orang tua yang kakinya tidak kuat atau sudah tak kuat berdiri.... 

Selamat mencoba ..., tidak ada ruginya berlatih tiap hari dan tidak ada efek samping apapun.


Sumber: Milist S2-Ubaya



Sabtu, 30 Juni 2012

Hubungan antara Ngorok, Sleep Apnea dan Diabetes

Penderita diabetes sebaiknya mulai memperhatikan kesehatan tidurnya. Kondisi kurang tidur sudah diketahui berakibat langsung pada nafsu makan. Akibatnya, keinginan untuk menikmati berbagai sajian karbohidrat jadi tak tertahankan.

Gangguan pada proses tidur jelas mempengaruhi kadar gula darah. Salah satu yang terpenting adalah sleep apnea. Kondisi sleep apnea yang ditandai dengan tidur mendengkur atau ngorok, sudah diakui berperan penting pada kontrol kadar gula darah. International Diabetes Federation (IDF) pada Juni 2008 telah menyerukan pada praktisi kesehatan seluruh dunia agar juga memeriksakan kemungkinan penderita diabetes tipe 2 juga menderita sleep apnea. Karena dengan perawatan sleep apnea, kontrol gula darah terbukti jadi lebih mudah.

Ngorok
Suara dengkuran tak mempengaruhi kesehatan. Tetapi gangguan nafas di sela ngorok- lah yang berbahaya. Sleep apnea artinya henti nafas saat tidur, terjadi sebagai akibat menyempitnya saluran nafas saat tidur. Struktur saluran nafas yang memang sudah sempit jadi tersumbat karena dinding saluran yang melemas saat tidur.

Akibatnya, walau gerakan nafas tetap ada, tak udara yang dapat masuk ataupun keluar paru-paru. Karena sesak, refleks pertahanan tubuh akan membangunkan otak untuk kembali bernafas. Perlu diingat, kejadian ini akan berulang sepanjang malam, tanpa disadari penderita sleep apnea. Ia terbangun-bangun sepanjang malam tanpa terjaga. Di pagi hari ia pun bangun tak segar dan terus mengantuk di siang hari walau tidurnya telah cukup. Kondisi yang disebut sebagai hipersomnia atau kantuk berlebihan.

Ya sepertinya rasa kantuk berlebihan yang dialami penderita diabetes harus dievaluasi ulang. Bukannya tak mungkin disebabkan oleh sleep apnea.

Penelitan
Dua penelitian berbeda oleh Resnick dan Einhorn menyatakan bahwa sleep apnea diderita oleh 60%-70% penderita diabetes tipe 2. Diduga penurunan berulang kadar oksigen darah serta episode bangun singkat yang menyebabkan gangguan pada sensitifitas insulin dan toleransi terhadap glukosa.
Para ahli menekankan pemeriksaan awal sleep apnea pada penderita diabetes juga tak sulit. Dalam praktek sehari-hari, pertanyaan sederhana seperti "Apakah Anda mendengkur?" atau "Apakah Anda mudah mengantuk?" seharusnya sudah memicu kecurigaan dokter pada sleep apnea.

Neuropati Diabetes
Penelitian terbaru memberikan pencerahan pada salah satu komplikasi diabetes, yaitu neuropati diabetes. Sekelompok ahli dari Birmingham mencoba untuk melihat hubungan antara neropati diabetes dan ngorok.

Neuropati diabetes adalah gangguan pada saraf yang sering diderita oleh penderita diabetes. Serangan yang terutama mengganggu saraf sensorik ini menyebabkan penderita tak dapat merasakan sakit, panas atau dingin pada daerah yang terkena. Akibatnya, penderita tak dapat merasakan jika kakinya terluka.

Penelitian yang diterbitkan pada the American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine itu memeriksa 234 penderita diabetes. Didapati bahwa 65%-nya menderita sleep apnea. Selanjutnya didapati bahwa 60 persen penderita diabetes dengan sleep apnea mengalami neuropati diabetes, sementara kelompok yang tak menderita sleep apnea hanya 27 persen.

Ditemukan juga bahwa derajat keparahan sleep apnea dan penurunan kadar oksigen, berkorelasi dengan keparahan neuropati diabetes. Semakin parah sleep apnea, semakin tinggi pula keparahan neuropati diabetes. Keparahan sleep apnea dilihat dari indeks henti nafas per jam tidur.

Perawatan
Perawatan sleep apnea dimulai dari konsultasi di ruang praktek dokter. Keluhan mendengkur dan kantuk berlebihan biasanya disertai juga dengan keluhan-keluhan penurunan kualitas hidup seperti kelelahan terus menerus, daya ingat menurun, konsentrasi merosot, emosi tak stabil hingga semangat hidup yang meredup.

Namun untuk menegakkan diagnosa sleep apnea, dibutuhkan pemeriksaan tidur di laboratorium tidur. Perekaman satu malam membutuhkan peralatan bernama polisomnografi. Dari rekaman itulah dokter ahli akan menganalisa kondisi tidur pasien dan mendapatkan diagnosa demi perawatan yang tepat.

Baku emas perawatan sleep apnea saat ini adalah dengan menggunakan continuous positive airway pressure, CPAP. Disebutkan dalam dua penelitian berbeda di tahun 2004 dan 2005, bahwa penggunaan CPAP akan memperbaiki sensitivitas insulin serta kontrol gula darah. Namun efek terapi CPAP pada berbagai komplikasi diabetes masih perlu penelitian lebih jauh. Apakah CPAP dapat mencegah neuropati diabetes dan komplikasi-komplikasi diabetes lainnya? Apakah penggunaan CPAP dapat memperbaiki derajat keparahan komplikasi-komplikasi tersebut? Ataukah perawatan sleep apnea pada penderita diabetes yang lebih lanjut dapat membalikkan kondisi seperti sedia kala?
Lebih banyak pertanyaan muncul, namun harapan untuk memperbaiki kesehatan dan kualitas hidup jelas di depan mata. Penderita diabetes, perhatikan kesehatan tidur Anda.

Sumber: Dr. Andreas Prasadja, Kompas.com 27 June 2012

Kamis, 31 Mei 2012

Cegah Penyakit Akibat Hujan


Saat musim hujan, kondisi tubuh bisa menjadi tidak menentu. Jika kondisi dalam keadaan menurun, penyakit akibat cuaca rentan menyerang, seperti batuk, flu, alergi, atau demam. 


Meski tergolong penyakit ringan, tapi bisa sangat mengganggu aktivitas sehari- hari. Untuk menghindari penyakit karena hujan, simak tip berikut.


1. Minum Teh Herbal
Buatlah teh herbal panas yang bisa menghangatkan tubuh. Teh herbal mempunyai berbagai macam kandungan, seperti lada, cengkeh, jahe, daun teh, mint, basil, dan ramuan tradisional lainnya. Tenggorokan merupakan bagian tubuh yang rentan terhadap dingin. Jika minum teh herbal setiap pagi selama musim hujan, hal ini cukup efektif membantu terhindar dari penyakit akibat hujan. Selain itu, teh herbal dapat menyembuhkan batuk dan pilek.

2. Gunakan Minyak Kayu Putih
Musim hujan sangat mudah untuk terserang flu. Untuk itu perlu minyak kayu putih untuk mencegahnya. Berikan empat tetes minyak kayu putih di atas sapu tangan yang dapat hirup aromanya. Minyak kayu putih memiliki aroma khas yang sehingga bisa bernafas dengan lega. Selain itu oleskan minyak kayu putih di bagian leher dan kepala agar terhindar dari masuk angin.

3. Bersihkan Kaki Setiap Habis Berpergian
Kaki berfungsi untuk berjalan yang menyebabkan banyak kuman menempel. Apalagi ketika musim hujan, genangan air yang kotor bisa membuat kaki terkena penyakit air, seperti kutu air. Untuk itu, harus rajin mencuci kaki setelah berpergian. Agar lebih efektif menghilangkan kuman, bisa rendam kaki dalam air hangat, diamkan selama 5 menit, kemudian cuci dengan sabun antiseptik. Cara ini bagus untuk memerangi penyakit.

4. Banyak Minum Air Hangat
Musim hujan otomatis udara pun menjadi lebih dingin, meski memiliki kebiasaan minum air dingin, sebaiknya hentikan dulu kebiasaan tersebut. Hal tersebut dapat membuat lebih mudah sakit. Beralihlah dengan rajin minum air hangat. Kalau perlu bisa mencampur daun mint untuk menghindari penyakit dan membuat tubuh lebih hangat.

Sumber: Arina Yulistara, Wolipop 20 May 2012

Minggu, 29 April 2012

Manfaat Olah Raga Pagi



Bukti ilmiah yang menunjukkan manfaat berolahraga pagi secara teratur telah banyak diketahui. Meskipun demikian, kebanyakan orang masih enggan menerapkan kebiasaan sehat ini. Padahal, olah raga pagi terbukti mampu mendongkrak karir dan produktivitas


Sepanjang tahun 2011 saja, hanya sepertiga dari pria dan wanita berusia 25 - 64 tahun di Amerika Serikat yang melakukan olah raga secara teratur. Olahraga secara teratur dalam taraf ringan sampai sedang sudah baik jika dilakukan selama 30 menit sebanyak lima kali seminggu. Sedangkan olah raga berat sebaiknya dilakukan selama 20 menit tiga kali seminggu.

Dalam sebuah buku yang berjudul 'Wellbeing: The Five Essential Elements', sang penulis, Tom Rath dan Jim Harter, meneliti kualitas dan kebiasaan yang mempengaruhi tingginya tingkat kesejahteraan sosial, karir, keuangan, fisik, dan kehidupan. Ketika memeriksa kebiasaan sehari-hari yang berperan dalam kesejahteraan fisik, olahraga pagi terbukti paling mempengaruhi. Penelitian menunjukkan bahwa olah raga pagi selama 20 menit dapat meningkatkan mood selama berjam-jam sesudahnya.

"Sangat mudah memang untuk menunda sesuatu. Tetapi ketika berolah raga pagi, kebanyakan orang melakukannya karena menyadari bahwa berolahraga di pagi hari membuat suasana hati menjadi lebih baik sehingga menjadi lebih produktif dan memiliki lebih banyak tenaga sepanjang hari. Orang yang memiliki tingkat kesejahteraan tinggi bekerja lebih awal di pagi hari dan mengurangi makanan berat di siang hari," kata Rath seperti dilansir US News, Selasa (13/3/2012).

Di sisi lain, menunda berolah raga dapat mengganggu tidur. Tidur sangat penting untuk kesehatan fisik, psikologis dan produktivitas. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga berat setelah tidur 2 jam bisa merusak kemampuan tubuh untuk tertidur. Dan selepas bekerja sepanjang hari, kebanyakan orang hanya memiliki beberapa jam sebelum tidur yang dapat dimanfaatkan untuk berolahraga.

"Orang yang berolahraga di pagi hari lebih mungkin menjadikannya sebagai kebiasaan karena hanya sedikit berbenturan dengan jadwal harian yang bisa mengganggu rutinitas berolahraga," kata Julia Valentour, ahli fisiologi olahraga dan koordinator program di American Council on Exercise.

Waktu terbaik untuk berolahraga juga sebaiknya waktu yang paling tepat untuk mudah ditepati. Orang yang tidak sering bangun pagi akan lebih sulit berolahraga sehingga jauh lebih mudah menundanya. Penelitian menunjukkan bahwa latihan yang paling produktif terjadi ketika suhu tubuh sedang tinggi-tingginya, biasanya di sore hari.

"Berolahraga pada suhu tubuh sedang tinggi menghasilkan banyak kekuatan, kinerja yang lebih baik, otot-otot yang lebih hangat, lebih fleksibel dan laju jantung lebih rendah. Tapi satu-satunya masalah adalah kebanyakan orang bekerja sampai sore hari," kata Valentour.

Sumber: Putro Agus Harnowo, DetikHealth 13 Mar 2012


Sabtu, 31 Maret 2012

Kudapan Manis saat Sarapan Bikin Cepat Ramping

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk bisa memiliki tubuh yang langsing, salah satunya dengan mengatur pola makan. Dalam penelitian terbaru yang dilakukan Tel Aviv University, terungkap bahwa untuk menurunkan berat badan Anda bisa menyelipkan sepotong kue cokelat saat sarapan. Bagaimana cara kerjanya?  

Menyantap puding sebagai salah satu pelengkap sarapan yang mengandung 600 kalori seimbang, termasuk protein dan karbohidrat, dapat membantu Anda untuk menurunkan berat badan lebih banyak, dan mempertahankannya dalam jangka waktu yang panjang. "Kuncinya adalah untuk menikmati makanan di pagi hari ketika metabolisme tubuh berada dalam saat yang paling aktif. Dengan demikian, Anda lebih mampu bekerja lebih giat tanpa perlu menambah ekstra kalori sepanjang hari," ungkap Profesor Daniela Jakubowicz, salah satu peneliti Tel Aviv University.

Namun, ketika sedang diet sebaiknya Anda mencoba untuk menghindari permen, karena kudapan ini bisa menimbulkan kecanduan psikologis untuk makanan yang sama dalam jangka panjang. Sebagai salah satu solusinya, tambahkan item makanan penutup yang manis ketika sarapan untuk mengontrol nafsu makan sepanjang hari.

Dalam studi yang dilakukan selama 32 minggu dan dimuat dalam jurnal Steroid, para peserta eksperimen diharuskan untuk menambahkan makanan penutup manis ketika sarapan, seperti kue cokelat atau puding. Sebelumnya para peserta dibagi menjadi dua kelompok diet dengan asupan kalori identik, yaitu untuk pria 1600 kalori, dan perempuan 1400 kalori per hari. Kelompok pertama diberi diet rendah karbohidrat termasuk sarapan dengan 300 kalori, dan kelompok dua diberi sarapan dengan 600 kalori kaya protein dan karbohidrat, serta diberi makanan penutup yang manis, yaitu cokelat.

Eksperimen ini menghasilkan fakta, rata-rata peserta berhasil menurunkan berat badan sekitar 18 kg (dalam 32 minggu) dibandingkan dengan kelompok yang menghindari makanan tersebut saat sarapan. Sarapan sangat penting untuk menyediakan energi untuk melaksanakan tugas sepanjang hari, membantu fungsi otak, dan meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga sangat penting untuk membantu menurunkan rasa lapar dan memeliharanya lebih lama. "Sarapan merupakan waktu makan yang paling berhasil mengontrol ghrelin, yaitu hormon yang meningkatkan rasa lapar. Hormon ini paling efektif ditekan saat sarapan," ungkap Jakubowicz.

Salah satu tantangan terbesar dalam diet adalah mempertahankan berat tubuh dalam jangka waktu yang lama. Kiat untuk mendapatkannya adalah dengan menyantap proporsi makanan yang lebih tinggi dari kalori harian saat sarapan. Hal ini tidak hanya baik untuk fungsi tubuh, tapi juga meredakan keinginan untuk ngemil," tambahnya. Awalnya saat diet ketat, makanan penutup dan karbohidrat sangat efektif. Namun, lama-kelamaan, pola ini akan membuat Anda menyimpang dari rencana diet dan berakibat pada berat badan yang naik kembali.

Jakubowicz mengatakan, meskipun relawan mengonsumsi jumlah kalori yang sama setiap harinya, namun kekurangan karbohidrat setiap hari akan menimbulkan rasa kurang puas. Jadi untuk mendapatkan tubuh yang langsing dan tahan lama, tambahkan asupan gula dan karbohidrat saat sarapan. "Pada dasarnya, membatasi asupan karbohidrat dan gula lebih baik daripada kekurangan dua bahan tersebut."

Sumber: Christina Andhika Setyanti. Kompas. 9 February 2012

Rabu, 29 Februari 2012

Manfaat Daun Ubi Jalar



Daun Ubi Jalar (sweet potato leaves) ternyata merupakan "jamu" yang ampuh untuk mengobati DBD (Demam Berdarah Dengue - Dengue Hemorrhagic Fever). Daun yang digunakan bukan daun singkong, tapi daun ubi jalar. Supaya tidak ada kesalahpahaman, sebut saja daun "ular" (ubi jalar).
Cara penggunaan daun ubi jalar:

  • Ambil pucuk daun ubi jalar sebanyak porsi ikatan sayuran
  • rebus dengan seliter air selama lebih dari 5 menit (godok 1 jam juga boleh) 
  • Minum sebagai pengganti air minum, berarti sekitar seliter sehari. 
Ada teman yang sudah mencoba daun ubi jalar ini, keponakannya kena DBD, trombosit turun ke 80 ribu, sehari diberi rebusan daun ular, langsung naik diatas 150 ribu. 
Teman yang lain juga pernah mencobanya. Saat di-vonis kena DB, dia minum daun ubi jalar. Keesokan harinya trombosit-nya jadi 396 ribu. Padahal, maksimum trombosit biasanya 400 ribu.  
Resep ini didapat dari Filipina dan sedang populer sekali di sana. Sampai-sampai beberapa kali menjadi topik seminar kesehatan di sana. 
Agar lebih yakin, coba Googling dengan kata "comote" atau "kamote" (istilah bahasa di sana).
Bisa juga dengan buka link berikut ini:
http://www.stuartxchange.org/Kamote.html

Sumber: Milist SMP Yos Sudarso, Tasikmalaya

Minggu, 15 Januari 2012

Bagaimana Mencegah Tingginya Kadar Asam Urat?





Kadar asam urat yang tinggi bisa menyebabkan berbagai macam masalah nyeri sendi, dari sekala rendah, sedang ataupun berat.
Mencegah dalam artian mencari cara agar kadar asam urat dalam tubuh tidak melonjak.  Menjaga agar kadar asam urat tidak meningkat adalah bagian penting dari target jangka panjang mencegah asam urat berlebih.
Asam urat sebenarnya ada secara alami di dalam tubuh, jumlahnya bisa meningkat karena ada faktor dari luar, misalnya makanan.  Ada beberapa trik agar asam urat tidak melejit jumlahnya. Menurut situs Best Gout Remedies, caranya adalah sebagai berikut :



1.  Menghindari makanan yang kaya urin
Tukar dengan makanan rendah purin atau yang kadar purin-nya sedang-sedang saja. Untuk jenis makanan dengan kadar purin masing-masing; silakan lihat penjelasan di bagian akhir.


2. Kurangi asupan minuman beralkohol
Atau lebih baik dipangkas saja sekaligus. Minuman beralkohol, terutama bir, adalah jenis minuman dengan kadar purin tertinggi. Jika tidak dapat rneninggalkan alkohol, minumlah dengan porsi sedang, yaitu tidak lebih dari satu atau dua gelas wine sehari.


3. Minum banyak air
Terutama minuman yang diionisasi atau yang mengandung mineral. Minumlah delapan hingga 12 gelas sehari.  Kurangi  konsumsi air alkalin dan jangan minum air berbaking soda, sebab mengandung banyak garam. 


4. Minum susu dan jus jeruk
Menurut beberapa riset, susu menurunkan kadar asam urat. Jika Anda potensial menderita asam urat, risikonya dapat diturunkan bila minum segelas susu setiap hari. Satu gelas susu dapat menurunkan asam urat hingga 0,25 mg/dL. Demikian pula dengan jus jeruk, walau kedigdayaannya sedikit di bawah susu.


5. Minum kopi
Dalam beberapa penelitian, didapat hasil bahwa kopi dapat menurunkan risiko terkena asam urat.  Kopi juga dapat sedikit menurunkan risiko terkena asam urat. untuk mereka yang telah terkena.


6. Santap ceri, seledri, stroberi
Makan buahnya atau minum jusnya. Semuanya mengandung komponen yang mampu memerangi asam urat. Beberapa pasien melaporkan, nyeri karena asam urat langsung hilang karena ceri. Buah beri juga bisa membantu pencegahan. Empat besar buah beri yang disarankan adalah elderberi, stroberi, bluberi, dan bilberi. Semuanya dapat mencegah asam urat karena kaya antioksidan, berpurin rendah, dan tidak terlalu asam.  Buah beri mana yang paling oke?  Stroberi!


7. Multivitamin
Minimal asup satu tablet multivitamin setiap hari. Pilih yang paling kuat dan mengandung mineral seperti kalsium, magnesium, dan zinc, terutama untuk mereka yang telah berusia di atas 40 tahun.


8. Turunkan berat badan
Jika Anda termasuk kelebihan berat, sebaiknya turunkan berat badan. Penurunan berat badan adalah tip paling penting dalam pencegahan asarn urat, meski yang paling sulit untuk dilakukan.


9. Minum vitamin C
Asupan vitamin C sebanyak 500 mg setiap hari, menurut sebuah penelitian, terbukti  dapat mencegah asam urat.


Makanan dan Kadar Purin

  • Tinggi : ikan hering, sardin, teri, hati (dari semua jenis hewan), kaldu, daging jeroan, ikan tuna, ikan trout, lobster dan keluarganya, udang, kerang, minuman beralkohol.
  • Sedang : ikan (kecuali yang telah disebutkan di kategori tinggi), polong-polongan termasuk kacang-kacangan (kedelai, kacang pea), daging sapi, daging domba, daging babi, ayam, kalkun, jamur, bayam, asparagus, lentil.
  • Rendah : telur (dan juga putih telur), buah-buahan (termasuk beri) susu, mentega, keju, yogurt, krim, es krim, kentang, produk biji-bijian (roti, krakers, pasta, mi, spageti, beras), kacang-kacangan dan biji-bijian, cake, biskuit, sereal, zaitun, cuka, minyak sayur, gula cokelat, acar dari sayuran, kimchi.

Penderita asam urat sebaiknya...

  • Memakai baju hangat jika cuaca sedang dingin
  • Memastikan tekanan darah dalam level normal
  • Menghindari dehidrasi
  • Menghindari perut kosong dalam waktu lama
  • Berolahraga tetapi hindari latihan berat


Sumber: Asep Candra, Dian Savitri. Kompas Health, 15 Jan 2012