Dr. Tan Tjiauw Liat
Oleh: Emma Madjid (Majalah Nirmala, April-2007)
Sosok Dr Tan Tjiauw Liat memang luar biasa. Bukan hanya fisiknya yang segar, sehat, dan lincah (usia 76 tahun, tinggi 167 cm, berat 59 kg) tapi daya ingatnya juga luar biasa. la bukan hanya ingat warna cover buku, judul, atau tempat buku-bukunya disimpan, melainkan hafal di luar kepala isi buku-bukunya. Mulai dari alinea, kalimat, yang sudah diberi dua garis dengan tinta merah, sampai kata per kata! Luar biasa....
Senjatanya: Tomat dan Mentimun
Pukul 15.00 saat mewawancarai Dr Tan di tempat prakteknya di Pluit, tampak beberapa pasien yang mengalami stroke mulai berdatangan. Ada pasiennya yang sudah berumur 100 tahun yang tadinya stroke berat, sekarang sudah bisa jalan. “Waktu datang tidak berdaya sama sekali, tetapi setelah saya anjurkan makan tomat dan mentimun, kondisinya jauh lebih baik,” katanya.
Ada apa dengan tomat dan mentimun?
"Unsur genetika spesies manusia yang dibawa DNA-nya pada kenyataannya tidak pernah berubah sejak zaman purba hingga kini; bahkan di masa mendatang," katanya. Yang berbeda adalah yang ada di sekeliling kita, sebagai hasil dari kecerdasan manusia dan olah teknologi. Ini yang mempengaruhi cara hidup manusia dan cara mengelola hidup termasuk makanannya, serta bagaimana tubuh bereaksi terhadap apa yang dikonsumsi.
Dokter Tan, tidak hanya cuap-cuap memberi nasihat kepada pasien-pasiennya agar mengkonsumsi sayuran mentah untuk mengobati stroke yang mereka derita, tetapi dalam keseharian ia benar-benar mempraktikannya dengan disiplin. "Pukul 6 pagi saya makan buah. Buah yang ada dalam simpanan saya. Kalau ada apel ya itu saja yang dimakan, tapi bukan buah manis tinggi fruktosa seperti pepaya, pisang atau mangga ranum," katanya.
Menurutnya, dari tengah malam sampai jam 12.00 terjadi siklus pembuangan, sebaiknya perut tidak diisi dengan makanan berat. "Siang hari saya makan sayur mentah. Banyaknya satu mangkuk besar yang ditambah jahe, kunyit, masing-masing ukuran satu jari, dan satu siung bawang putih. Semua bahan itu dimasukkan ke dalam juice-extractor, bukan blender atau juicer biasa. Juice extractor ini mempunyai utaran mesin hanya 30 rpm sehingga tidak menimbulkan panas di atas 30 derajat Celsius, dan ekstraksi mineral terjamin sempurna. Selain itu saya juga makan satu kuning telur mentah organik yang jelas bebas bakteri," katanya.
Untuk minuman, air putih adalah minuman terbaik, karena dapat menggelontor emak-lemak tubuh. Seberapa banyak kita minum air putih per hari? "Ukurannya yaitu sampai urine kita tidak berwarna. Urine yang sehat adalah yang bening seperti air ledeng, tidak boleh berwarna," katanya.la tidak lagi minum kopi kendati dulu disukainya. "Kalau orang setua saya minum kopi sekali, berarti terbentuk kortisol dalam waktu 24 jam. Kortisol akan bertumpuk jika kita terus mengkonsumsi kopi. Jika sudah demikian, segala macam penyakit akan datang. Misalnya, kita jadi pikun," katanya.
la juga mengingatkan bahwa kita harus waspada terhadap bahaya gula. "Batasi makanan yang mengandung gula seperti beras, terigu, kentang, umbi-umbian, serta wortel (yang dimasak sebagai sup atau dijus). Wortel yang dijus akan menjadi air gula. Artinya kalau kita minum jus wortel sama dengan kita minum air gula. Segala buah yang manis juga mengandung gula. Pemanis dalam bentuk artifisial, seperti aspartam, sakarin, lebih berbahaya daripada gula," katanya.
Menularkan pola hidup sehat
Dengan mengubah pola makannya, Dr Tan merasa badannya nyaman dan lebih energik. Bobot tubuhnya pun proporsional dengan tingginya. Bukan hanya itu, daya ingatnya pun semakin tajam.
Temuan-temuan ini ditularkan kepada pasien-pasiennya.
"Mereka saya anjurkan makan tomat dan mentimun. Saya perhatikan, hanya dalam waktu tiga hari atau seminggu, kondisi kesehatan mereka mengalami kemajuan. Mengapa? Karena sayuran mentah adalah makanan yang sesuai dengan DNA kita," katanya.
Kepada pasien-pasiennya, Dr Tan tidak pernah memberi obat-obatan kimia. Bilamana perlu ia hanya memberikan satu suntikan untuk memperlebar pembuluh darah. Pembuluh darah pasien stroke sering bermasalah," demikian alasannya. Dan hasilnya, umumnya para pasiennya menjadi lebih ceria dan mengatakan bahwa gairah hidupnya telah kembali setelah dirawat oleh Dr. Tan.