Sebaiknya kita mengetahui beberapa hal yang bisa menyebabkan otak mengecil (atrofi cerebri).
Hal-hal sepele yang sering diabaikan seperti misalnya tidak sarapan pagi, rupanya sangat berpengaruh terhadap fungsi otak. Begitu juga dengan kebiasaan-kebiasaan yang kadang tidak terlalu diperhatikan, mulai dari kurang tidur hingga jarang bicara. Selengkapnya, kebiasaan-kebiasaan buruk yang membuat volume otak menyusut adalah seperti di bawah ini (seperti dikutip dari Healthmad).
Sarapan di pagi hari penting untuk menjaga kadar gula darah, yang dibutuhkan agar otak bisa bekerja dengan baik. Kadar gula yang terlalu rendah bisa membuat otak kurang nutrisi lalu lama-kelamaan volumenya akan menyusut.
Emosi yang meledak-ledak karena terlalu mudah bereaksi bisa membuat pembuluh darah mengalami pengerasan. Jika pengerasan itu terjadi di pembuluh darah otak, maka kemampuannya akan menurun dan lama-kelamaan ukuran otak juga mengecil.
Beberapa jenis penyakit degeneratif atau penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan bisa dipercepat oleh racun-racun di dalam asap rokok. Alzheimer atau salah satu jenis kepikunan merupakan satu di antaranya.
Otak bisa menyusut karena kekurangan gula saat tidak sarapan. Sebaliknya, terlalu banyak gula di dalam darah juga mempengaruhi penyerapan protein sehingga pertumbuhan otak terhambat.
Untuk bisa bekerja dengan optimal, otak butuh suplai oksigen yang cukup dari udara pernapasan. Polusi udara terutama gas karbon monoksida bisa membajak fungsi sel-sel darah merah dalam mendistribusikan oksigen, sehingga fungsi otak mengalami gangguan.
Otak juga butuh istirahat, karena itu kualitas tidur benar-benar sangat mempengaruhi fungsi otak. Kurang tidur bisa membuat sel-sel otak lebih cepat mengalami kerusakan.
Menutupi kepala dengan bantal saat tidur berarti menghalangi pertukaran udara, sehingga gas buang karbon dioksida terhirup kembali ke paru-paru. Ruangan untuk menampung oksigen akhirnya berkurang, sehingga tidak bisa didistribusikan dengan maksimal ke otak.
Selain saat tidur, otak juga perlu diistirahatkan saat tubuh sedang sakit. Memaksakan diri untuk berpikir keras saat sakit akan membuat otak bekerja makin tidak efisien dan akhirnya cepat rusak.
Percakapan yang cerdas dan berbobot sangat membantu perkembangan otak. Jika jarang digunakan untuk berdiskusi dan saling bertukar pikiran, maka otak akan tumpul dan sel-sel di dalamnya tidak berkembang.
Seperti kata pepatah, otak ibarat pisau yang harus diasah terus menerus agar tidak tumpul. Membaca buku, main teka teki dan mempelajari hal baru (jangan menghindar dari teknologi, perlu ikuti perkembangan teknologi misalnya bisa beli smart HP (ngak usah yg mahal)). Mengajar, Aktif di Yayasan dan lain-lain merupakan beberapa contoh rangsangan untuk menjaga otak tetap tajam, sehingga lebih awet sampai lanjut usia.
Sumber: Millist kesehatan