Mengapa para ilmuwan mengajukan formula tiga kali setengah menit? Karena dari pemantauan ECG pasien, umumnya di siang hari ECG-nya normal, tapi di malam hari biasanya kekurangan darah pada otot jantung. Kalau ia tiba-tiba bangkit dari tidur, tensi darahnya akan mendadak turun, otak kekurangan darah, jantung mengkerut dan berhenti.
Maka para ilmuwan menggunakan Formula Tiga Kali Setengah Menit: Waktu terjaga dari tidur, jangan segera turun ranjang. Rebahlah dulu kira-kira setengah menit, lalu duduk di ranjang selama setengah menit, kemudian baru turunkah kedua kali di kaki ranjang selama setengah menit. Dengan formula ini, maka akan ada waktu untuk menormalkan tekanan darah tubuh kita.
Nah, dengan melewati 3 kali setengah menit, tanpa buang uang sepeser pun, kekurangan darah pada otak akan terhindar, jantung bekerja normal; menghilangkan kemungkinan jatuh dan patah tulang, serangan jantung dan stroke!
Tiga Kali Setengah Jam adalah: Setiap pagi bangun tidur, berolah raga selama setengah jam, baik itu Tai Chi, jalan pagi, lari pagi dengan jarak tidak kurang dari 3 km, atau olah raga lain yang cocok. Kemudian, tengah hari tidur siang setengah jam. Hal ini diperlukan oleh jam biologis manusia. Dengan tidur siang setengah jam maka bekerja di siang dan sore akan penuh semangat, terutama bagi para manula. Para manula lebih memerlukan tidur siang, sebab manula bangun tidurnya biasanya pagi sekali, jadi memerlukan sedikit istirahat di tengah hari. Yang ketiga adalah sore hari setelah makan malam, berjalanlah pelan-pelan selama setengah jam; dengan demikian para manula akan dapat tidur nyenyak. Formula ini dapat mengurangi kemungkinan sakit jantung myocardial necrosis dan tensi tinggi.
Dewasa ini banyak perkembangan ilmu kedokteran yang sangat pesat. Apakah memang ilmu kedokteran high-tech itu dapat menyelesaikan semua penyakit dengan baik? Ternyata biaya pengobatannya sangat-sangatlah mahal dan hanya segelintir pasien yang mampu. Misalnya transplantasi jantung, biayanya lebih dari Rp 200 juta, sedangkan jantung koroner dapat di-by-pass, biayanya Rp 100 juta. Perlu diingat, semua pengobatan high-tech ini tidak mungkin dapat mengembalikan kondisi pasien seperti semula.
Tentulah jauh lebih baik adalah jangan sakit! Lebih baik mencegah daripada mengobati. Biaya pencegahan jauh lebih murah daripada biaya pengobatan. Biaya pengobatan bisa mencapai 100 kali lebih mahal daripada biaya pencegahan.
Sumber: Gaya Hidup Warga Usia Pertengahan dan Usia Lanjut serta Pengaruhnya terhadap Kesehatan
Pengarang: Prof. Hung Zhao Guang
Pengarang: Prof. Hung Zhao Guang
1 komentar:
Terima kasih shobat atas sharingnya, aktivitas yang ringan dan sepele tetapi mempunyai efek yang bagus untuk kesehatan.
Posting Komentar