Tuna Kaleng

Tampilkan postingan dengan label darah tinggi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label darah tinggi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 27 Januari 2019

Darah Tinggi? Cobalah Cara Alami yang Mudah dan Murah ini...!

Dewasa ini dunia bergerak cepat sekali dari waktu ke waktu dan dari hari ke hari. Baik di dunia kerja, dalam pergaulan ataupun dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah. Tidak jarang kondisi tersebut memberi dampak tekanan (pressure) dalam kehidupan masing-masing orang. Hal ini bisa berakibat kehidupan yang semakin hari semakin stress. Ditambah lagi dengan pola hidup yang kurang gerak dan juga pola makan yang tidak terjaga. Ujung-ujungnya hal ini bisa mengakibatkan meningkatnya potensi sakit darah tinggi (hipertensi)

Dari laporan harian Kompas (Minggu, 27 Jan 2019), terjadi peningkatkan jumlah penderita darah tinggi dari tahun ke tahun, baik secara nasional ataupun di kota besar seperti Jakarta. 

Banyak orang-orang yang sakit tekanan darah tinggi menjadi tergantung pada obat-obatan medis. Konsumsi obat-obatan yang jangka panjang haruslah benar-benar dipantau oleh dokter agar tidak timbul efek samping yang tidak diharapkan. 

Sebenarnya tanpa kita sadari, ada cara alami untuk bisa membantu mengatasi sakit darah tinggi, jantung ataupun stroke. Yaitu dengan menstimulir beta-endorphin dari tubuh. Beta-endorphin ini merupakan morfin alami yang dikeluarkan oleh otak. Zat ini merupakan kunci hormon kebahagiaan. Zat endorphin adalah senyawa kimia yang membuat seseorang merasa senang dan untuk kekebalan tubuh. Endorphin diproduksi oleh tubuh kita (kelenjar pituitary di otak) yaitu pada saat kita merasa bahagia (tertawa) dan pada saat kita istirahat yang cukup. 
Dari kasus yang dilaporkan seorang dokter, ternyata dengan rutin tersenyum, zat endorphin ini bisa rutin dikeluarkan oleh otak kita.

Caranya pun cukup mudah:
  • Usahakan untuk senyum tulus minimal 20 kali sehari
  • Masing-masing senyum tersebut harus minimal 20 detik.

Dengan rutin melakukan latihan senyum ini, lambat laun sakit darah tinggi (hipertensi), sakit jantung ataupun stroke pun akan berkurang secara signifikan

Tidak ada salahnya mencoba latihan ini, selain bisa mengurangi resiko penyakit juga bisa membuat hidup kita lebih bahagia.

 Sumber: berita kesehatan

Recommended link:
Sehat Dengan Tertawa
Cara Cepat Tidur ala Prajurit Angkatan Laut Amerika (USA)





Kamis, 23 Agustus 2018

Hati-hati, Lansia Jangan Banyak Minum Air putih



Minum air putih tampaknya adalah aktivitas yang biasa dan menyehatkan.
Sedari kecil, guru dan orang tua selalu mengajarkan untuk banyak minum air putih demi kesehatan tubuh.

Tapi terlalu banyak konsumsi air putih ternyata bisa membahayakan, khususnya bagi orang tua. "Kalau sehari minum 2-3 liter, bisa jatuh hingga patah kaki," ujar dokter spesialis ginjal dan hipertensi, Parlindungan Siregar, dalam konferensi pers acara Hari Ginjal Sedunia, 6 Maret.

Patah kaki mungkin tak apa-apa bagi anak muda, tapi untuk para lansia, patah tulang artinya akan cacat di sisa hidupnya. Sebab metabolisme dan pemulihan sakit pada manula terjadi sangat lambat.

Parlindungan Siregar menjelaskan bahwa minum air putih yang tampaknya sederhana bisa juga menjadi penyebab hilangnya kesadaran yang berujung jatuh tiba-tiba.

Prosesnya adalah penurunan kadar natrium. Pada orang yang berusia di atas 50-60 tahun biasanya mereka memiliki kadar natrium yang rendah dalam darah, atau dikenal dengan hiponatremia. Selain itu, fungsi ginjal mereka pun sudah turun. Akibatnya, air putih yang masuk ke tubuh semakin menurunkan kadar natrium dalam darah. Secara perlahan, turunnya kadar natrium ini menyebabkan kantuk sehingga manula bisa tiba-tiba terjatuh.

Parlindungan Siregar memiliki seorang pasien manula yang selalu diantarkan keluarga karena acap jatuh. Ketika diteliti, ternyata sang nenek memiliki penyakit ginjal dan sering diminta untuk minum air putih oleh keluarganya. "Saya minta untuk dikurangi, keluarganya protes, tapi setelah dijelaskan, mereka pun menjalankan perintah," ujar Parlindungan Siregar. Tak lama, ia pun jarang melihat perempuan 70 tahun tersebut dibawa ke rumah sakit karena terjatuh.
Menurut Parlindungan Siregar, untuk usia lanjut di atas 50 tahun, konsumsi air putih maksimal hanya 1,5 liter. Angka tersebut diperoleh dari hasil penelitiannya sendiri sekitar 4 tahun silam terhadap para penghuni panti wredha di Jakarta.


Lansia Tak Boleh Minum Air Lebih dari 1,5 Liter Sehari


Selama ini yang kita tahu tentang kebutuhan cairan tubuh sehari-hari adalah sebanyak dua liter air putih. Tapi, ternyata takaran ini tidak berlaku untuk semua orang, seperti lansia misalnya.
Dokter ahli penyakit dalam, Parlindungan Siregar, mengatakan pada orang yang sudah memiliki usia lanjut, tidak dianjurkan untuk minum air dua liter per hari.

"Untuk lansia maksimal 1,5 liter minimal 1 liter. Kalau terlalu banyak garamnya turun," ujar Parlindungan saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta,

Ia menjelaskan hal ini merupakan salah satu penyebab banyaknya lansia yang mengalami patah kaki karena natrium di darahnya menurun akibat minum terlalu banyak.

Kelebihan asupan cairan ternyata tidak hanya dialami oleh para lansia. Usia dewasa yang mengonsumsi air secara berlebih juga dapat mengalami gangguan kesehatan.

"Ada orang masuk emergency karena kejang-kejang. Ternyata garamnya rendah sekali. Ukuran normalnya 140, dia hanya 100. Ketika ditanya ternyata dia mengonsumsi air tiga liter bahkan sampai lima liter sehari."
Parlindungan juga menganjurkan, untuk orang dewasa di bawah 50 tahun, asupan cairan dua liter per hari sudah cukup. Tapi, jika aktivitasnya tinggi, asupan cairan harus ditambah lagi. "Kalau dia olahragawan kebutuhannya akan lebih banyak," ungkapnya.

 

Makin Tua, Makin Sedikit Anda Boleh Minum Air

Meskipun minum air putih terbukti ampuh mencegah penyakit seperti batu ginjal dan infeksi saluran kemih, tapi semakin bertambahnya usia sebaiknya Anda tidak terlalu banyak minum air putih.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Nefrologi Indonesia (Pernefri), dr. Dharmeizar, SpPD-KGH dari Divisi Ginjal-Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM. Ia mengatakan, dengan bertambahnya usia, fungsi ginjal mulai menurun sehingga perlahan-lahan mulai muncul penyakit-penyakit yang memengaruhi ginjal. Dengan kinerja ginjal yang menurun, jika dibebankan dengan banyak minum air putih maka orang yang lanjut usia dapat lemas dan bisa terjatuh.


Sumber: Milist kesehatan

Rabu, 28 Januari 2009

10 Cara Makan Enak untuk Menurunkan Tekanan darah Tinggi

Diet untuk penyandang hipertensi dianjurkan kaya akan buah dan sayur, produk-produk rendah lemak dan kolesterol. Supaya lebih efektif hindari juga asupan garam dan sodium. Selain dapat menurunkan tekanan darah diet ini juga bisa menurunkan berat badan.

Info resep masakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dapat dilihat di alamat URL berikut:
http://www.nihibi.nih.gov/health/public/heart/hbp/dash/new_dash.pdf

Berikut ini adalah 10 panduan ringkas menu diet penderita hipertensi. Ternyata tetap bisa menikmati menu yang enak.

1. Perbanyak bumbu untuk menggantikan garam. Dalam memasak dan menyajikan tambahkan herbal, rempah-rempah, lemon, jeruk, cuka atau bumbu bebas garam.



2. Konsumsilah daging unggas, ikan dan daging tak berlemak yang masih segar. Kurangi mengkonsumsi makanan asap atau makanan kaleng ataupun makanan olahan lainnya.


3. Makanlah dalam porsi sedang dan untuk pengganti camilan makanlah buah, sayur, roti tawar, pop corn tanpa mentega maupun margarin.



4. Pilihlah makanan enak yang rendah sodium (umumnya berasal dari garam dapur). Hindari makanan bekuan (frozen food), pizza, makanan kemasan, sop kalengan, bumbu salad; karena makanan tersebut mengandung sodium yang tinggi.


5. Mulailah pagi Anda dengan sarapan sereal yang rendah garam dan sodium.



6. Masak nasi, pasta dan sereal tanpa garam, hindari nasi instan ataupun makan nasi dan pasta yang berbumbu; karena biasanya mengadung garam.

7. Pilihlah belanja sayuran yang segar




8. Minum air putih atau air soda. Hindari minuman soft drink yang berkadar gula tinggi.

9. Saat makan di luar, jauhkan garam meja, batasi kecap dan saus yang tinggi kandungan garamnya

10. Hindari makanan olahan dan siap saji, karena biasanya tinggi kandungan garamnya
Selamat mencoba...

Sumber: Flyer Laboratorium Kesehatan "Prodia"