Tuna Kaleng

Tampilkan postingan dengan label secukupnya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label secukupnya. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Maret 2019

Olah Raga Berlebihan Bisa Meninggal Mendadak


Tidak jarang ada kejadian seseorang yang tiba-tiba meninggal secara mendadak saat berolah raga. 

Sesuai saran dokter, kita perlu perhatikan hal-hal di bawah ini demi keselamatan kita saat berolah raga.

Tubuh akan memberikan tanda-tanda awal saat kita mencapai batas maksimal kemampuan berolah raga, seperti bersepeda, futsal, sepakbola atau berolahraga lainnya. Tanda-tanda ini merupakan indikasi yang berhubungan antara tenaga, kebutuhan oksigen dan detak jantung.

Otak kita saat berolahraga sangat membutuhkan suplai oksigen yang cukup. Oksigen yang dibawa oleh darah, dipompa oleh jantung. Masing-masing orang memiliki kemampuan beragam yang berbeda-beda, tergantung kondisi jantung, penyakit bawaan dan umur tiap orang.

Parameter jantung berdasar umur rumusnya kira-kira: 220 - umur. 

Misal umur 47 tahun maka harus menjaga denyut jantung maksimum per meitnya saat berolah raga adalah 220 - 47 = 173.
Seperti itulah kira-kira kita boleh memaksa jantung bekerja, 173 kali per menit. Bisa lebih hanya untuk mereka yang sangat terlatih, bahkan sebaliknya bisa kurang untuk mereka yang tidak terlatih/jarang berlatih.

Untuk lebih amam lagi bisa menggunakan rumus sebagai berikut (220 - umur) - 10.

Jadi untuk contoh di atas, kalau usianya 47 tahun, maa denyut jantung maksimum per menitnya untuk orang tersebut adalah: (220-47) - 10 = 163 kali per menitnya.

Tanda-tanda jantung telah hampir sampai kemampuan maksimalnya saat berolahraga antara lain :

  1. Tahap 1, tubuh terasa panas saat mendekati batas maksimal kerja jantung. 
  2. Tahap 2, sulit mengatur napas. Sampai di sini wajib mengurangi kecepatan gerakan kaki ataupun penggunaan tenaga yang besar. 
  3. Tahap 3, berkunang-kunang dan atau mual. → Wajib berhenti. 
  4. Tahap 4, blackout atau pingsan. Tahap ini bisa langsung ke tahap selanjutnya. 
  5. Tahap 5, jantung berhenti bekerja

Saran atas hal-hal yang sebaiknya dilakukan saat berolah raga:

  1. Tidak melap tubuh saat berkeringat sebelum sampai tempat istirahat/finish. Karena tubuh mengeluarkan lendir untuk mengurangi penguapan berlebih yang bisa saja terhapus saat melap tubuh. Setelah kering kita biasa menyebutnya garam di kulit kita.
  2. Selalu minum secukupnya saat mulut terasa kering dan badan terasa panas. Biasanya batasi sekitar 4 - 7 teguk.
  3. Selalu menggunakan baju quick-dry supaya pendinginan tubuh dengan penguapan keringat terus terjadi. Jika tidak mengenakan baju tersebut bisa juga dengan mengganti baju kering atau memeras baju agar baju tidak penuh dengan keringat dan menghambat angin.
  4. Tidak langsung duduk atau rebahan saat istirahat atau saat mata berkunang-kunang.
  5. Jangan memaksa diri jika sudah tidak kuat atau tidak sehat, dan jangan tinggalkan teman yang sudah mengalami kunang-kunang dan mual jika olahraga bersama.
Untuk memantau denyut jantung saat olah raga, kita bisa menggunakan smart watch ataupun smart band. Harganya bervariasi dari yang 100 ribuan sampai yang di atas satu juta rupiah. Pembelian bisa di toko gadget, toko jam ataupun di toko online.
 


Semoga membantu, tetap sehat dan tetap aman dalam berolah raga. Olah raga yang rutin akan meningkatkan dan menjaga kesehatan tubuh kita.
 

Sumber : dr. Sonny Gosal AIFO K3 Siloam Hospitals Group

Recommended link:
Pertolongan Pertama Pada Serangan Jantung
Simtom-simtom yang Sebaiknya Tak Diabaikan