Tuna Kaleng

Sabtu, 04 Januari 2020

Persiapan Mental Menghadapi Masa Tua


Persiapan mental menghadapi masa tua

PERLU DIRENUNGKAN
Orang tua yang katanya banyak makan asam garam, mengerti semuanya, namun sejatinya mereka seperti anak-anak yang tidak mengerti tentang masa tua. 

Banyak orang tua yang tidak mempersiapkan diri menghadapi perjalanan masa tua ini. 

Manusia sejak menginjak usia 60-an tahun mulai memasuki masa tua. Sebelum hari benar-benar gelap kita harus mengingat beberapa pemandangan yang akan dihadapi, sehingga hati lebih siap dan tidak galau.

1) PEMANDANGAN PERTAMA
Ketika usia makin tua kita menyadari bahwa makin sedikit orang orang yang ada di samping kita, generasi orang tua kita telah tiada, generasi kita juga banyak yg sudah tidak mampu merawat diri sendiri, generasi yang lebih muda punya kesibukan sendiri, bahkan mungkin suami atau istri sudah jalan lebih dahulu.

Yang menemani kita hanyalah hari-hari yang kosong melompong, kita harus belajar untuk hidup sendirian dan menikmati kesendirian tersebut.

2) PEMANDANGAN KEDUA 
Perhatian masyarakat makin lama makin kecil, tidak peduli dulu betapa gemilangnya karir kita, betapa terkenalnya kita. Setelah uzur kita menjadi kakek atau nenek biasa saja. Lampu-lampu tidak lagi menyoroti kita, karena itu belajarlah untuk duduk di sudut yg tenang, mengagumi keriuhan generasi muda, dan kita tidak boleh dan harus menanggulangi rasa cemburu atau rasa galau kita.

3) PEMANDANGAN KETIGA
Jalan di depan banyak bahaya yang menghadang, patah tulang, stroke, alzheimer, kanker dsb. Semua itu mungkin menghampiri kita, mau menolakpun sulit, karena itu kita harus belajar berdamai dengan penyakit-penyakit itu, belajar hidup bersama penyakit, berteman dengan penyakit. Jagalah suasana hati, tugas kita adalah berolah raga yang cukup dan selalu memompa semangat kita sendiri.

4) PEMANDANGAN KEEMPAT
Hidup di atas tempat tidur, kembali ke situasi seperti waktu kita kecil. Ketika ibu melahirkan kita, di atas tempat tidur. Setelah melewati kehidupan yang penuh kesulitan dan lika liku, akhirnya kita kembali ke awal....
Tempat tidur, menerima perawatan orang lain. 

Yang berbeda dulu kita dirawat ibu, namun nanti belum tentu ada keluarga yang merawat kita, walau ada tentu jauh berbeda dengan perawatan seorang Ibu. Besar kemungkinan yang merawat kita adalah perawat yang wajahnya tersenyum namun hatinya jengkel. Kita tetap harus merendah dan berterima kasih.

5) PEMANDANGAN KELIMA
Sebelum malam, tahap terakhir perjalanan hidup itu makin gelap, tentunya ini mempersulit kita melangkah, karena itu setelah usia 60 kita harus bisa "take it easy " terhadap kehidupan. Nikmati hidup ini, syukuri yang ada, tidak usah terlalu peduli pada hal-hal yang remeh. Tidak usah terlalu peduli pada urusan kecil anak cucu, persiapkan suasana hati sehingga bisa menghadapi perjalanan ini dengan alami dan wajar.

Selamat menjalani hari tua dengan bahagia.
Dan selalu mendekatkan diri kepada-Nya.

Jangan mudah tersinggung dan marah-marah. Nnati semain tidak ada yang menemani kita.


Sumber: Milist Kesehatan

Tidak ada komentar: